f CERITA18TERBARU | CERITA BOKEP | CERITA SEX | CERITA DEWASA | CERITA BUGIL | CERITA NGENTOT
  • Tips Menggunakan Kondom


    August 19, 2018
  • Tips Tahan Lama Di Ranjang


    August 19, 2018
  • Tips Perkasa Dalam Jangka Panjang


    August 19, 2018
  • Tips Seks Dengan Gaya Oral.


    August 19, 2018
  • Tips Membuat Pasangan Menjadai Ketagihan


    August 19, 2018
  • Tips Menghisap Payudarah


    August 19, 2018

Recent Articles

Kamis, 12 Agustus 2021

Kenikmatan Di Lift Bersama Mama Dan Wanita Montok

 Cerita Dewasa - Kesel banget rasanya naik lift yang penuh sesak kayak gini. Melihat dari mimik mukanya, kayaknya mama juga merasakan hal yang sama. Ntah ada berapa orang, yang jelas bener bener sesak. Aku terjebak di bagian dalamnya sementara mama persis di depanku. Sebelah kanan dan kiriku orang berseragam, ada juga yang kayak pebisnis. Sepertinya aku satu – satunya yang memakai kaos dan celana pendek.

Entah kenapa aku mau saja saat diajak mama ke kantornya. Katanya disuruh bantuin mama pindah kantor. Minggu lalu mama dipromosikan dan akan menempati tempat yang baru. Karena aku adalah anak idola, idaman wanita, maka aku setuju saat mama menawariku uang untuk membantunya pindah kantor.

Omong-omong, mama kini menempel padaku. Wajahnya pun sangat dekat dengan wajahku. Beberapa kali kurasakan nafas mama menghangati pipiku. Sementara payudara mama menekan dadaku. Rambut mama panjang terikat. Mama juga suka senam, makanya tubuhnya agak terjaga. Pantat dan payudaranya agak besar sedikit.

Mama menoleh mencoba melihat keadaan lift. Kulihat kancing di pakaian mama terbuka di paling atas. Dengan tekanan pada dadaku membuat sela kancing agak longgar hingga aku bisa mengintip ke dalamnya. Ternyata mama memakai bh hitam. Kurasakan kontolku mulai mengeras hingga menekan selangkangan mama. Namun mama tak bereaksi apa – apa. Mungkin tak menyadarinya.

Saat mama menoleh kembali kepadaku, kuangkat kepala hingga kami saling bertatapan. Mama terlihat frustasi sambil menggerak – gerakan kakinya. Tanpa disadari gerakan mama malah membuat rangsangan kepada kontolku.Doyan bener orang – orang di lift, bisik mama, nafasnya meniup bibirku.

Lift pun terbuka. Namun bukannya keluar, malah beberapa orang masuk membuat lift semakin sesak. Beberapa orang mengeluh menyuruh agar jangan dulu masuk, nunggu lift selanjutnya. Tapi ternyata tak digubris. Kulihat yang terakhir masuk ada pria berbadan agak gempal membuat punggungku menekan dinding lift dan tubuh mama makin menekan tubuhku.

Mama terlihat makin kesal. Aku juga sih. Payudara mama terasa lembut menekan dadaku. Paha mama kini nyelip diantara selangkanganku. Kontolku jadi mengeras dan agak keluar sedikit dari celana pendek bagian kananku. Jadinya kontolku ditekan oleh pahaku dan paha mama. Tubuh mama jadi agak menegang, mungkin kini menyadarinya.

Mama mencoba bergerak, mungkin ingin menjauhi kontoku. Namun gerakan mama malah membuat kontolku makin keras keenakan. Gerakan mama membelai kontolku dan paha mama menekan testisku. Aku mencoba sekuat tenaga agar tak menikmati hal ini, namun rasanya sia – sia. Aku tak mau orgasme di lift penuh orang.

“Sayang, itu mu” bisik mama padaku. Rasanya, andai mama menyebut kemaluan, bahkan kontol, aku bisa langsung orgasme.

“Maaf mah” gumamku malu.

Tiba – tiba lift berhenti. Mama terlihat khawatir sambil menoleh. Pipi mama mengelus pipiku dan beberapa helai rambut mengelitiki hidungku. Orang- orang mulai ribut. Tiba – tiba terdengar suara keras, meski tak sekeras suara bigbang, dan lift langsung turun. Orang – orang mulai teriak panik hingga lift mulai tersentak dan berhenti.

Berhentinya lift membuat kepalaku membentur dinding lift. Orang – orang pada panik, bahkan ada yang menangis. Tidak ada yang cedera karena lift terlalu penuh, ironis. Namun kini posisi orang – orang mulai tak karuan. Bahkan ada yang saling dorong.

Tanganku terjebak. Yang kanan terjulur keluar dan tertekan oleh orang sehingga tak bisa bergerak. Begitu pula yang kiri. Aku mencoba bergerak namun tak bisa. Saat itu kusadari mama tak lagi didepanku. Aku mulai panik, teringat sebuah adegan dalam film Panic Room. Aku mulai memanggil mama. saat melihat ke bawah, ternyata ada.

Kejadian tadi membuat mama jatuh hingga berlutut. Tekanan orang lain membuat mama tak berkutik. Karena mama cukup tinggi, wajah mama sejajar perutku. Payudara mama menekan selangkanganku. Mama terlihat ketakutan, namun untungnya mama tak menangis bahkan menjerit seperti yang lain. Kacamata mama tetap pada tempatnya.

“Kta pasti mati Tuhan” teriak orang berbadan gempal.

“Diam, ini semua karena kamu ngotot masuk” timpal yang lain.Yang lain ikut bersuara, namun tak jelas.

“Musibah ini. Bukan salah siapa – siapa,” yang lain mencoba bersikap netral. Kuputuskan untuk membiarkan ocehan mereka. Kutatap mama.

“Mama baik – baik saja?”

Mama mengangkat kepala menatapku sambil tersenyum, namun terlihat tegang. Aku lega melihat mama tak cedera dan senyum. Kulihat mama ketakutan, namun mama bersikap tetap tenang. Tatapanku tak berhenti di wajah mama. kini tatapanku menuruni wajah mama hingga ke leher dan payudaranya. Pantatku semakin menekan dinding lift akibat kuatnya tekanan yang mendorong. Kaki mama tertekuk, tangan mama tertekan oleh pantatku membuat payudara mama makin menekan selangkanganku. Entah akibat kepanikan tadi membuat kancing pakaian mama terbuka hingga terlihat payudara mama yang tertutupi bh hitam. Untungnya mama memakai blazer.

Kini kontolku makin menegang dan entah bagaimana caranya masuk antara celah bh kanan kiri hingga kontolku menggesek kulit lembut payudara mama. Aku yakin mama menyadari ini. Mama terlihat bingung sebelum menuntuk. Pasti sangat mengejutkan melihat kontol anaknya keluar dari bhnya. Mama lalu menatapku.Mama terlihat malu dan terhina. Mungkin mama bingung, kok bisa kontol anaknya tegang di payudaranya.

Mama lalu melihat sekeliling, khawatir ada orang lain yang melihatnya dalam posisi yang memalukan. Untungnya tak ada yang memperhatikan. Adu argumen yang tadi udah berhenti. Kini sepertinya semua orang memilih diam, sambil berdoa.

Mama menjadi sangat hati – hati mencoba bergerak melepaskan diri. Sudah kukatakan mama baru saja dapat promosi, andai ada gosip baru mama membuat anaknya orgasme dengan susunya, meski akibat insiden, bisa jadi mama memilih pindah pekerjaan.

Perlahan, mama mencoba menarik payudara dari kontolku. Sayangnya, di belakang mama sangat sumpek hingga gerakannya terbatas. Saat mama berhasil menarik payudara beberapa cm, ternyata malah ditekan lagi. Kontolku rasanya seperti dikocok. Mama mencoba lagi, namun seperti tadi malah menekan kembali. Karena memakai bh, kontolku serasa dicengkram. Pergerakan orang membuat payudara mama bergerak terus. Aku mencoba untuk mengalihkan perhatian, namun gagal.

Mama mencoba mundur membuat kontolku meluncur turun seperti dibelai, belaian yang membuat kontolku menyemburkan lahar putih. Spermaku muncrat ke bibirnya membuat mama terkejut. Mama mencoba menarik nafas dan membuka mulutnya saat semburan kedua meluncur tepat ke dalam mulut. Spermaku meleleh keluar lewat bibir lalu mama menatapku.

Tatapan mama seolah mengatakan berani – beraninya kamu menyemprotkan sperma ke mamamu!

Kontol seperti menjawab dengan menyemburkan lagi sperma ke pipi mama dan lensa kanan kaca mata mama. Mama kembali mencoba memundurkan wajahnya. Namun semprotan baruku mengenai rahang mama hingga mengucur ke payudara mama.

Aku gemetar menikmati orgasmeku. Kucoba untuk mengontrol nafas sementara jantungku berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang. Rasanya ini adalah orgasmeku yang paling nikmat.

Di sisi lain, mama terlihat tidak senang. Mama terlihat marah. Mengingat apa yang terjadi, aku memaklumi kalau mama marah.

“Maaf,” kataku lirih. Kuhindari tatapan mata mama.

Spermaku menghiasi pipi kanan, bibir dan di helaian rambut mama. Leher dan payudara mama seperti mengkilap. Blus putih mama kini terlihat transparan. Spermaku sungguh banyak akibat rangsangan tak sengaja ini.

Meski baru saja orgasme, namun kontolku tak benar – benar mengecil. Tentu saja karena kontolku ada diantara payudara mama. Bahkan sekarang kembali menegang melesak dari belahan payudara mama yang terlubrikasi oleh spermaku.

Pupil mama kembali melebar menyadari kontolku. Mama melihat sekilas ke payudaranya, setelah menyadari apa yang terjadi, mama kembali menatapku, tegas. Tatapan mama seperti menegurku, anaknya, karena nakal.

Namun, bukannya takut aku malah makin terangsang. Mama diam tak bergerak sambil tetap menatapku tajam. Namun kontolku tetap tegang. Bahkan kontolku merasakan detak jantung mama yang semakin cepat.

Sungguh aneh, pikirku. Di sini, di dalam lift macet penuh sesak, aku baru saja menikmati payudara mama, menyembur wajah mama dan kini aku akan melakukannya lagi. Aku harus cepat keluar dari lift. Tak ada orang normal yang mencumbui payudara mamanya. Kalau pertama kali masih bisa ditolerir karena insiden, maka jika melakukannya lagi tentu sangat aneh.

Kucoba menggerakan lenganku. Lengan kiriku benar – benar terjebak, namun yang kanan bisa bergerak sedikit. Telapak kananku menekan dinding. Andai bisa kuputar lalu kutarik, mungkin bakal bebas. Kucoba putarkan tangan, bisa. Namun kini tanganku meluncur di sesuat yang lembut, hangat dan besar.

Kucoba meremasnya sambil melirik ke kanan. Ternyata ada sepasang paruh baya. Yang pria terjebak sepertiku sedangkan yang wanita menekannya. Tanganku terjebak diantara keduanya dan kini menutupi payudara kanan wanita itu. Kucoba meremas lagi membuat wajahnya sedikit mengerut.

“Yan, Jangan di sini!” kudengar wanita itu berbisik ke pria. Yan, tentu saja tak mengerti ucapannya. 

“Hah?”

Ternyata wanita itu tak tahu bahwa itu tanganku. Kurasakan kontolku berkedut saat kuremas lagi payudaranya. Wanita itu mengernyit menatap Yan sambil menggeleng –  geleng lalu berpaling. Wanita itu agak menarik tubuh sepertinya agar Yan (tanganku) semakin leluasa. Aku mulai membelai dan kurasakan putingnya mulai mengeras. Kulihat wanita itu mengerang sambil menutup matanya.

Aku semakin keasikan meremas payudaranya. Tanpa disadari, aku mulai memaju mundurkan pinggul membuat kontolku meluncur diantara payudara mama. Sensasinya fantastis karena kini bisa kugerakan sendiri. Spermaku menjadi pelumas hingga kontolku bergerak mulus.

Tiba – tiba kurasakan payudara mama seperti menampar kontolku, membuatku menatapnya. Mama masih berlutut, terlihat marah namun wajahnya masih dihiasi speramku. Mama kini terlihat gelisah sambil memelototiku dari balik kacamatanya. Namun kini aku tak berpaling. Kutatap mata mama penuh nafsu.

Sambil saling bertatapan, kutarik pinggulku lalu kudorong lagi. Kemarahan di matanya mendadak hilang, digantikan dengan kejutan dan ketakutan. Kutarik lagi pinggul lalu kudorong sekerasnya. Pahaku bersuara saat menampar bagian bawah susu mamaku. Akibat gerakanku, dagu mama kini terolesi spermaku juga.

Aku terus menatap mama sambil menggerakkan pinggulku membuat suara seperti sek sek sekk…

Wanita tadi menggigit bibir mencoba menahan erangan saat tanganku mengelus susunya. Wanita itu memakai sweater tipis. Putingnya kupilin. Kulepas tatapanku pada mama dan melihat pundak kanan wanita itu bergerak naik turun. Kurasa wanita itu menyelipkan tangan ke selangkangannya sambil menikmati aksi yang dia kira pasangannya. Matanya merem melek sedangkan lidahnya mengintip dari bibirnya saat tubuhnya mengejang.

Nafasku tak karuan. Keringat mengucur di wajahku. Pinggul dan tanganku tak henti bergerak. Kembali kutatap mama. ternyata mama menunduk melihat kontolku terus menggesek susunya yang berkilau karena spermaku. Kulihat dari celah bh puting mama mengeras.

Aku mengerang dibuatnya. Mama kembali menatapku. Namun kini tak terlihat tatapan penuh murka angkara. Kini mama terlihat cemas, takut juga nafsu. Bibir mama mengeluarkan nafas yang menghangatkan kontolku. Kupercepat gerakan pinggulku. Dada mama naik turun seiring nafasnya. Mama lalu mulai menggerakan payudara mencoba menyelaraskan dengan gerakanku. Kini mama terlihat penuh nafsu.

Kurasakan orgasmeku kian dekat. Kontolku, tanganku, semuanya menikmati susu. Pinggulku semakin cepat. Tanganku semakin meremas. Mama melihatku dan menyadari apa yang akan terjadi. Gerakannya semakin cepat.

“Jangan dorong – dorong!” kata orang dibelakang mama. Untungnya dia tak berbalik.

Aku dan mama makin terengah – engah. Tanganku meraih bagian leher sweater dan menarik ke bawah hingga susu itu pun terbebas. Wanita itu terkejut dan kulihat dia. Sungguh seksi, wajahnya penuh keringat. Susunya terpampang. Kuremas dan kumainkan putingnya. Membuat wanita itu mengerang menyentak.

“Kenapa kamu?” kata pria itu melihat wanitanya orgasme di depannya.

Kembali kulihat mama yang penuh nafsu. Saat pria itu terbengong, tanganku seperti tak tertekan maka langsung kutarik tanganku. Kini, dengan tangan kiriku yang leluasa kuraih kepala mama. jariku membelai rambutnya membuat mama terlihat kaget. Matanya penuh nafsu juga kebingungan. Mama membuka bibir seolah akan bertanya apa yang terajadi. Namun kuputuskan untuk menjawab dengan tindakan.

Kutekan kepala mama hingga menunduk membuat kontolku melesak ke dalam mulut mama.

“Mrrrphhhh-glggg !!!”

Mama berteriak, namun suaranya teredam oleh kontolku. Mama berusaha menarik kepalanya namun tanganku menguncinya. Spermaku pun muncrak ke tenggorokannya. Mama terbatuk dan mengeluh. Kupejamkan mataku. Gigiku gemeretak.

Tak lama kemudian, aku terengah – engah. Puas. Wajahku penuh keringat. Kubuka mata dan melihat mama yang masih menggerak – gerakan kepala. Kulepaskan tanganku. Air mata mama menetes lalu mencoba menarik nafas. Spermaku mengalir keluar dari mulut mama membasahi susu dan bajunya.

Melihat mama menenangkan diri, mulai timbul rasa bersalah. Namun aku tetap melihat mama. Rambutnya berantakan. Maskaranya rusak oleh air mata. Pipi dan bibirnya dan dada mama penuh sperma.

Kini, rasa bersalah sirna. Yang kulihat adalah ada wanita cantik berlutut didepanku yang baru saja memuaskanku. Saat melirik ke arah wanita di sebelahku, terlihat dia kaget. Mungkin menyadari tangan lain yang bermain.

Akhirnya lift pun terbuka. Semua berlomba keluar. Namun mama masih diam karena tangannya ditekan pantatku ke dinding. Mama terus memelototiku marah sekaligus panik karena akan keluar. Mama jelas terlihat seperti telah di gilir di lift.

Kini kuhindari tatapan mama. Bukan karena takut oleh amarah mama. Namun karena takut akan kembali tegang jika melihat mama. Kuulurkan tangan mencoba membantu namun malah ditepis oleh mama.

“Jangan sentuh mama, dasar durhaka.”

“Tunggu mama di mobil, mama ke toilet dulu!

Aku pun menuju tempat parkir yang telah dipenuhi wartawan. Ternyata lift tadi ulah sekelompok orang yang menyabotase gedung.

Minggu, 27 September 2020

Pelajaran Sex Dari Tante Reni Yang Semok

CERITA DEWASA - Dari kecil aku tinggal bersama nenekku, dan bersama nenekku tinggal dengan om-om dan tante-tanteku (anak-anak dari nenekku). Omku yang ketiga menikah dengan seorang wanita yang bernama Reni yang kupanggil dengan sebutan Tante Reni .


Tante Reni orangnya cantik, wajah dan tubuhnya cukup sexy dan orangnya mudah bergaul, terutama denganku.

Oh ya, namaku adalah Bayu, masih sekolah di SMA waktu itu. Semula omku tersebut tinggal bersama kami, dan aku yang saat itu sedang menikmati masa remaja kira-kira umur 16 tahun sering melihat Tante Reni bercumbu dengan suaminya, dan kadang-kadang di depanku Tante Reni mengusap penis omku, sebut saja Om Wahyu. Batang kemaluanku yang saat itu sedang remaja-remajanya langsung menjadi tegang, dan setelah itu aku melakukan onani membayangkan sedang bersetubuh dengan Tante Reni.

Setelah mereka menikah 1 tahun, akhirnya mereka pindah dari tempat nenek kami dan membeli rumah sendiri yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah nenek kami. Kalau Tante Reni hendak pergi, biasanya dia memanggilku untuk menjaga rumahnya, takut ada maling. Suatu hari aku dipanggil oleh Tante Reni untuk menjaga rumahnya.

Ketika aku datang, dia sedang ada di kamar dan memanggilku, “Bayu, masuk ke kamar..!” teriaknya.

“Ya Tante..” jawabku.

Ternyata di dalam kamar, tante sedang memakai BH dan celana dalam saja, aku disuruh mengaitkan tali BH-nya. Dengan tangan gemetaran aku mengaitkan BH-nya. Rupanya Tante Reni tahu aku gemetaran.

Dia bertanya, “Kenapa Bayu gemetaran..?”

“Enggak Tante,” jawabku.

Tapi tante cepat tanggap, dipeluknya tubuhku dan diciumnya bibirku sambil berkata, “Bayu, Tante ada perlu mau pergi dulu, ini Tante kasih pendahuluan dulu, nanti kalau Tante pulang, Tante akan berikan yang lebih nikmat.”

“Ya Tante.” jawabku.

Kepalaku terasa pusing, baru pertama kali aku menyentuh bibir seorang wanita, apalagi wanita cantik seperti Tante Reni. Lalu aku ke kamar mandi melakukan onani sambil membayangkan tubuh Tante Reni.

Sekitar jam 3 sore, tante pulang dan aku menyambutnya dengan penuh harap. Tante Reni langsung masuk kamar, sedangkan aku menunggu di ruang tamu, kira-kira 10 menit kemudian, dia memanggil pembantunya dan disuruh ke supermarket untuk membeli sesuatu, jadi tinggalah di rumah hanya aku dan Tante Reni saja.

Setelah pembantunya pergi, Tante Reni menutup pintu dan menggandengku untuk masuk ke kamarnya.

Lalu Tante Reni berkata, “Bayu, seperti yang kujanjikan, aku akan meneruskan pendahuluan tadi.”

Aku diam saja, gemetar menahan nafsu.

Tiba-tiba Tante Reni mencium bibirku, dan berkata, “Balaslah Bayu, hisap bibirku..!”

Aku menghisapnya, dan terasa bibirnya sangat enak dan bau tubuhnya wangi, karena dia memakai parfum Avon yang merangsang, aku menjadi salah tingkah.

Tiba-tiba dia memegang batang kemaluanku, aku sangat kaget.

“Wah punyamu sudah tegang dan besar Bayu,” sahut Tante Reni.

Lalu Tante Reni berkata lagi, “Apakah kamu pernah berhubungan sex dengan wanita?”

Aku menjawab sambil gemetar, “Jangankan berhubungan sex, mencium wanita saja baru kali ini.”

Tante Reni tersenyum dan berkata, “Hari ini Tante akan ajarkan cara berhubungan sex dengan seorang wanita.”

Lalu Tante Reni membuka bajunya sehingga telanjang bulat, lalu dipegangnya tanganku dan dibawanya ke buah dadanya yang cukup besar

Sambil gemetaran aku memegang buah dadanya dan memegang putingnya.

Tante Reni mendesis merasakan kenikmatan usapanku dan berkata, “Terus Bayu.., terus..!”

Baca Juga : Dapat Service Memek Dari Pramugari Seksi

Lalu dengan memberanikan diri aku mencium putingnya, dan Tante Reni bertambah mendesis. Dibukanya celana pendekku dan CD-ku, sehingga aku juga menjadi telanjang bulat sepertinya. Penisku dielus-elusnya sambil berkata, “Bayu, punyamu besar amat, lebih besar dari punya Om Wahyu.”

Setelah puas menghisap puting buah dada tante, aku mencium pusarnya, dan akhirnya sampai di vaginanya.

“Ayo Bayu, cepat hisap punyaku..!”

Aku memberanikan diri mencium kemaluannya dan menjilat-jilat dalamnya, sedangkan tante tambah mendesis.

Tante berkata, “Sabar Bayu, Tante kepingin mencium punya Bayu dulu.”

Lalu dia membaringkanku di tempat tidur dan mulai mencium biji kemaluanku dan menghisap penisku perlahan-lahan. Serasa dunia ini melayang, alangkah nikmatnya, baru pertama kali batang kemaluanku dihisap oleh seorang wanita cantik, apalagi oleh Tante Reni yg sangat cantik.

Penisku semakin membesar, dan rasanya seperti mau kencing, tetapi rasanya sangat nikmat, ada yang mau keluar dari kemaluanku.

Aku menjerit, “Tante, Tante.., lepas dulu, aku mau kencing dulu.”

Tetapi rupanya tante sudah tahu apa yang mau keluar dari kemaluanku, malah dia semakin kuat menghisap penisku. Akhirnya meletuslah dan keluarlah air maniku, dengan mesranya Tante Reni menghisap air maniku dan menjilat-jilat penisku sampai bersih air maniku.

Batang kemaluanku terkulai lemah, tetapi nafsuku masih terasa di kepalaku.

Lalu tante berkata, “Tenang Bayu, ini baru tahap awal, istirahat dahulu.”


Aku diberi minum coca-cola, setelah itu kami berciuman kembali sambil tiduran. Tanpa kusadari kemaluanku sudah membesar lagi dan kembali aku menghisap buah dadanya.

“Tante.., aku sayang Tante.”

Lalu tante berkata, “Ya Bayu, Tante juga sayang Bayu.”

Lalu aku menjilat vagina tante sampai ke dalam-dalamnya dan tante menjerit kemanjaan.

“Ayo Bayyuuu.., kita mulai pelajaran sex-nya..!”

Penisku yang sudah tegang dimasuukkan ke dalam liang kemaluan Tante Reni yang sudah licin karena air vaginanya.

Perlahan-lahan batang kemaluanku amblas ke dalam lubang kemaluan tante, dan tante mulai menggoyang-goyangkan pantatnya. Aduh terasa nikmatnya, dan kembali kami berciuman dengan mesranya.

Lalu aku berkata kepada Tante Reni, “Tante.., kalau tahu begini nikmatnya kenapa enggak dulu-dulu Tante ajak Bayu bersetubuh dengan Tante..?”

Tante hanya tersenyum manis. Terasa penisku semakin mengembang di dalam vagina Tante Reni, tante semakin mendesis.

Tante mengoyang-goyangkan pantatnya sambil berkata, “Bayu.., Tante kepengen keluar nih..!”

Kujawab, “Keluarin saja Tante, biar Tante merasa nikmat..!” SahabatPoker

Tidak lama kemudian tante menjerit histeris karena orgasme dan mengeluarkan air kemaluannya, penisku masih tegang rasanya.

Dengan lembut aku mencium tante dan berkata, “Tante sabar ya, Bayu masih enak nih..,”

Kemudian aku semakin memperkuat tekanan batangku ke liang tante, sehingga tidak lama setelah itu aku memuncratkan air maniku di dalam vagina Tante Reni bersamaan dengan keluarnya cairan tante untuk kedua kalinya. Terasa tubuh ini menjadi lemas, kami tetap berpelukan dan berciuman. Setelah istirahat sebentar, kami mandi bersama saling menyabuni tubuh kami masing-masing, dan kami berjani untuk melakukannya lagi dilain waktu.

Setelah peristiwa itu, setiap malam aku selalu terkenang akan vagina Tante Reni, sehingga rasanya aku ingin tidur bersama Tante Reni, tetapi bagaimana dengan Om Wahyu. Rupanya nasib baik masih menemaniku, tiba-tiba saja Om Wahyu dipindahkan tugasnya ke Bandung, dan untuk sementara Tante Reni tidak dapat ikut karena Om Wahyu tidurnya di mess. Sambil mencari kontrakan rumah, Tante Reni tinggal di Jakarta, tetapi setiap Sabtu malam Om Wahyu pulang ke Jakarta.

Atas permintaan Tante Reni, setiap malam aku menemaninya, aku harus sudah ada di rumah Tante Reni jam 8 malam. Untuk tidur malam, aku disiapkan sebuah kamar kosong, tapi untuk kamuflase saja, sebab setelah pembantunya tidur aku pindah ke kamar Tante Reni. Tentunya Tante Reni sudah siap menyambutku dengan pelukan mesranya, dan kami bercumbu sepanjang malam dengan nikmatnya dan mesranya. Kalau waktu pertama kali aku hanya menghisap kemaluannya, sekarang kami sudah saling menghisap atau gaya 69. Lubang kemaluan Tante Reni sudah puas kuciumi, bahkan sekarang bukan saja lubang vagina, tetapi juga lubang anus, rasanya nikmat menghisapi lubang-lubang tante. Penisku juga dihisap tante dengan ketatnya dan terasa ngilu ketika lubang kencingku dihisap Tante Reni, tapi nikmat.

Setelah kami saling menghisap, akhirnya barulah kami saling memasukkan kemaluan kami, dan kali ini tante berada di atasku. Batang kemaluanku yang sudah tegang dan berdiri tegak Bayuukkan ke kemaluan tante, aduh nikmatnya. Lalu aku menghisap buah dada tante sambil menggoyang-goyangkan pantatku. Kira-kira sepuluh menit, tante mengeluarkan air maninya sambil menjerit nikmat, namun aku belum mengeluarkan air maniku. Lalu aku bertukar posisi, sekarang tante di bawah, aku yang di atas. Karena tante sudah keluar, terasa mudah memasukkan kemaluanku ke dalam vagina tante, dan kembali kami berpacu dalam nafsu.

Sambil mencium bibir Tante Reni, aku berkata, “Tante… Tante.., kenapa sih lubang Tante enak banget, punyaku terasa dijepit-jepit lubang Tante yang lembut.”

Sambil tersenyum tante menjawab, “Bayu.., batang kamu juga enak, kalau dengan Om Wahyu Tante hanya bisa orgasme sekali, tetapi dengan kamu bisa berkali-kali.”

Kembali aku menekan batang penisku erat-erat ke liang kemaluan tante sambil mengoyang-goyangkan pantatku, dan akhirnya aku menjerit, “Tante.., Tante.., aku keluar..!”

Alangkah nikmat rasanya.

Perlahan-lahan aku mengeluarkan batang kemaluanku dari liang senggama tante. Setelah itu kembali kami berciuman dan tidur sambil berpelukan sampai pagi. Ketika bagun pagi-pagi aku kaget, karena aku tahu di sampingku ada Tante Reni yang tidak memakai apa-apa, nafsuku timbul kembali. Kubangunkan Tante Ciindy dan kembali kami bersetubuh dengan nikmatnya, dan akhirnya kami mandi bersama-sama.

Selama hampir 1 bulan lamanya kami seperti sepasang suami istri yang sedang berbulan madu, kecuali hari Sabtu dan Minggu dimana Om Wahyu pulang. Pengalaman ini tidak akan terlupakan seumur hidupku, walaupun sekarang aku sudah beristri dan mempunyai 2 orang anak. Kadang-kadang Tante Reni masih mengajak aku bersetubuh di hotel. Tetapi sejak aku beristri, perhatianku kepadanya agak berkurang, lagipula usia Tante Reni sudah bertambah tua.

Sabtu, 26 September 2020

Dapat Service Memek Dari Pramugari Seksi

 CERITA DEWASA - Aku lahir dari keluarga yang kaya, di Singapura, Usaha ayahku di bidang eksport/import makanan beku mengharuskanku untuk sering keluar negeri bertemu dengan klien.

Suatu waktu, aku harus terbang ke Amerika. Dan perjalanan selama 15 jam dari Singapura direct ke Amerika sangatlah panjang dan membosankan. Aku sudah menonton tiga film, makan dua kali dan masih ada sisa 7 jam perjalanan.

Karena aku duduk di bussiness class di upper deck, aku bisa leluasa turun ke lower deck. Karena dua-duanya adalah zone Bussiness Class. Sekitar lima menit, aku melihat pemandangan awan dari jendela kecil.

” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku.

 ” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk,

 ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya.

Rita Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan. 

” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku.

” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi. 

” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Boy… ” ” 

Baca Juga : Winda Gadis Manis Yang Enak Di Entot

“Oh… saya Rita… Bapak eh… kamu mau ke Amerika ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.

Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.

” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… ”

Rita tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng. 

” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… ”

Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita.

” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.

” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, 

” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Boy… aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku lihat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.

Rita tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Rita memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.

Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. ” Rita… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Rita membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Rita mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.



Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Rita mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Rita mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kont*lku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Rita ke westafel dan kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati mem*knya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

Kumasukan dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam Ritangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati mem*knya. ” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit kemudian, Rita benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kont*lku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Rita melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kont*lku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.

Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Rita tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh… gitu Boy… gigit seperti itu… I feel sexy… ” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Rita makin terangsang. kont*lku terus memompa mem*knya dengan cepat, dan kurasakan mem*knya semakin menyempit… ” gila… mem*k lo kok menyempit gini, sih Rita… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang. Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur mem*knya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kont*lku keluar masuk mem*knya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Rita merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

” Ah Boy… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Rita orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kont*lku dari mem*knya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Rita tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kont*lku ke mem*knya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.

Aku mulai memompa mem*knya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k me real hard… please… ” SahabatPoker

Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kont*lku makin cepat menusuk2 mem*knya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Rita naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kont*lku semakin tegang dan terus menghantam mem*knya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kont*lku terasa makin becek oleh cairan mem*knya.

“Rita… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kont*lmu… tahan!!!!” Rita langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kont*lku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Rita menyedot kont*lku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kont*lku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kont*lku dengan gerakan makin pelan.

Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Rita berlutut dan menjilati seluruh kont*lku dengan rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!

Setelah Rita menjilat bersih kont*lku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet. Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.



” Baiklah, Pak Boy… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di Amerika, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Rita sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari. Dalam flight kembali ke Amerika, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.

Senin, 31 Agustus 2020

Winda Gadis Manis Yang Enak Di Entot

CERITA DEWASA - Hari ini badanku terasa lelah sekali, seharian ini banyak sekali pekerjaan yg kuselesaikan, meski selesai semua rasanya puas juga menjalani kesibukan hari ini. Sore itu waktu sudah hampir setengah 6 sore, setelah membereskan berkas-berkas di ruang kerjaku aku siap pulang kerumah, mobil kijang hijauku sudah siap di tempat parkir mengantarku pulang.




Kulihat jalanan di depan kantorku terlihat lancar, ternyata perkiraanku salah, kurang lebih 1 km dari kantor, jalanan macet total, ya sudahlah nikmati saja daripada menggerutu juga nggak ngurangi macet. Lokasi kantorku kebetulan dekat dengan jajaran pabrik-pabrik, dan jam segitu rupanya macet angkutan umum yg mencari penumpang, tiba-tiba ditengah kemacetan jalanan kulihat didepan sebuah toko ada seorang perempuan yg manis sekali, kulitnya putih, tingginya sekitar 165 cm dengan menggunakan seragam pabrik biru-biru ditutup blazer hitam terbuka yg kelihatan ketat terlihat dadanya begitu menyesakkan baju seragamnya, untuk ukuran karyawan pabrik, cewek itu terlalu cantik, meski bajunya begitu sederhana tidak sebanding dengan kecantikannya.

Kuperhatikan dengan seksama, dia kelihatan memandangku dan tersenyum tipis menatapku, aku pun tersenyum memandangnya, tiba-tiba aku dikagetkan suara klakson mobil dibelakangku, cepat-cepat kutancap mobilku berhubung jalan didepan sudah lancar sekitar 30 meter ke depan. Menyesal sekali aku tdk bisa berhenti waktu itu, kulihat di spion perempuan itu naik angkot di tiga mobil dibelakangku.. Seandainya saja?

Sekira 200 meter jalan lancer, tiba-tiba kemacetan datang lagi, makin sumpek aja aku, akhirnya kulihat didepan ada toko kecil dengan tempat parkir yg agak luas, akhirnya lampu sent mobil kunyalakan kekiri dan aku berhenti, meski masih ada rokok, kuniatkan beli lagi sambil beli minuman ringan, sambil berharap perempuan di angkot belakang bisa ketahuan lagi jejaknya. Alamak.. Sambil minum teh botol dingin, tiba-tiba saja angkot dibelakang yg membawa perempuan itu berhenti, aku berharap.. Tiba-tiba benar saja perempuan itu turun kemudian membayar ongkos ke sopir di depan. Wah memang benar kalau sudah jodohku nih.. Kulihat perempuan itu masuk juga ke dalam toko, sambil tersenyum tipis dia menuju ke penjual toko itu dan kulihat membeli lima buah indomie, susu dancow dan kopi instan lima sachet.

“Lho rumahnya dimana Mbak?” tanyaku sambil tersenyum.
“Oh saya kos dibelakang toko ini, Mas,” jawabnya sambil mencari dompet dari dalam tasnya.
“Nama saya Anto, boleh kenalan Mbak?” tanyaku sambil menjulurkan tangan buat bersalaman.
“Saya Winda, Mas,” jawabnya sambil senyum dan menjabat tanganku.. Busyet tangannya mulus sekali dan hangat sekali agak berkeringat.
“Berapa Mbak?” kata Winda pada penjual toko sambil mengeluarkan dompetnya.
“Dua puluh sembilan ribu lima ratus Mbak “jawab penjual toko itu.
“Ini saja Mbak, sekalian teh botol satu dan rokok dua bungkus” kataku sambil ngeluarin uang seratus ribu ke wanita penjaga toko.
“Nggak usah Mas, saya ada kok” kata Winda sambil ngeluarin dua lembar uang dua puluh ribuan.
“Ya sudah gini aja, uang ini bawa dulu, tapi saya minta dibikinin kopi dulu, sekalian kalau boleh main ke kos-mu sambil nunggu macet, boleh nggak?” Kataku sambil ngembaliin uangnya.
“Baiklah kalau begitu terima kasih, tapi tempatnya jelek lho Mas, kata Winda sambil tersenyum.
“Ah jangan gitu, saya malah nggak enak nih ngerepotin minta kopi segala” Kataku sambil nerima kembalian dari penjaga toko.
“Mbak, saya titip mobil ya, sekalian ini buat parkirnya,” sambil kukasih wanita penjaga toko uang lima ribu”
“Wah makasih ya Mas” kata penjaga toko.

Winda tersenyum dan mengajakku berjalan di gang sebelah toko itu, jalannya kecil cuman satu meter lebarnya, jadi kalau jalan nggak bisa bareng, harus satu-satu, Winda jalan di depan dan aku dibelakangnya. Kuperhatikan selain dadanya yg membusung, ternyata pinggul dan pantat Winda benar-benar montok habis, sampai-sampai rok yg dipakainya pun membungkus ketat pantat indah itu serasi sekali dengan pinggul yg ramping, ditambah bau tubuhnya yg wangi meski kutahu itu bau parfum biasa.

Kira-kira dua puluh meter jalan, Winda berhenti dan membuka pagar besi kecil disebuah rumah tanpa halaman dan ternyata didalamnya berjajar kamar-kamar kontrakan dengan pembatas tembok satu meter antar kamarnya.

“Disini Mas, kamarku paling ujung, dekat dengan kamar mandi, silahkan masuk dulu Mas, aku mau panasin air sebentar buat bikin kopi” kata Winda nyerocos. Kamarnya ternyata cukup bersih, di ruang tamu ada karpet biru, meja kecil ditengahnya dan diujung TV 14 inch terpasang rapi ditambah hiasan manik-manik yg bagus, tak sempat kulihat kamar tidurnya, tapi melihat ruang tamunya tertata rapi aku yakin kamar tidurnya pasti bersih juga.

Kuambil remote TV dan kunyalakan, pas berita sore, kuikuti perkembangan pencalonan presiden dari para politikus negeri ini, tapi aku lebih tertarik melihat foto dibelakangku ternyata foto Winda menggunakan kebaya dan samping, cantik sekali.. Tdk dandan saja dia cantik, apalagi dalam foto itu belahan dada kebaya agak rendah, sehingga sembulan toket putihnya kelihatan seksi dan erotis sekali. “Itu fotoku waktu di kampung bulan lalu Mas, waktu acara kawinan sepupuku” kata Winda sambil membawa dua gelas kopi. SAHABAT POKER

“Memangnya kampungmu dimana? Dan lagi jadi apa waktu acara itu?” Tanyaku sambil membantu nurunin gelas kopi ditaruh di meja.
“Kampungku di Cianjur Mas, waktu itu aku kebagian ngisi nari Jaipongan, yah gini-gini aku penari Jaipongan Mas, meski hanya sebatas acara di kampung aja” Kata Winda sambil tersenyum manis. “Pantesan, tapi cantik juga kamu baju kebaya ya, lebih sensual dan menarik” Kataku sambil memandang wajah cantiknya.
“Pantesan apa Mas? Masak orang kampung gini dibilangin sensual dan menarik” Kata Winda.
“Pantesan tubuh kamu bagus dan terawat itu karena rajin jaipongan ya”
“Ah Mas, bisa aja,” katanya sambil mencubit tanganku.
“Silahkan Mas diminum kopinya, aku tinggal sebentar ya mau mandi dulu, udah gerah banget nih rasanya” 

Winda masuk ke dalam kamarnya dan mengambil peralatan mandi, letak kamar mandi kontrakan itu ada di luar tapi masih dekat dengan kamar Winda mungkin cuma sekitar 4 meter saja dari pintu kamarnya.

“Tunggu sebentar ya Mas, silahkan diminum kopinya” Winda berjalan dengan berkalungkan handuk putih dipundaknya, sementara rambutnya diikat ke belakang, terlihat cantik dan alami sekali. Sekitar sepuluh menit Winda di dalam kamar mandi, kudengar suara, ‘waduh gimana nih bajunya basah gini,’ akhirnya aku mendekat kamar mandi dan berteriak.

“Ada apa Win? Ada yg bisa saya bantu?” kataku sedikit cemas dan heran.
“Nggak apa-apa kok Mas, bajuku pada jatuh dan basah, Mas apa diluar ada orang lain?” Tanya Winda sambil teriak.
“Ntar aku lihat dulu, ke pintu depan” kataku sambil berjalan ke pagar dan gang kecil menuju rumahnya.
“Nggak ada siapa-siapa” Kataku sambil mendekat ke pintu kamar mandi.

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan kulihat Winda hanya berbalut handuk putihnya, kulihat pundaknya putih sekali, sementara toketnya yg montok sedikit menyembul dan pahanya yg putih dan mulus sekali terlihat tertutup handuk kira-kira 20 cm diatas lututnya, wah aku jadi kaget sekali dan tiba-tiba Winda menengok dari belakang pintu dan berlari menuju kamarnya. “Sorry ya Mas, bajuku pada basah semua, aku ganti baju dulu ya,” kata Winda sambil berlari dengan tubuh mulus terbalut handuk.

Melihat pemandangan yg menggairahkan itu, mengakibatkan otot dalam celanaku berdenyut-denyut, dan sedikit mengembang, ‘gile bener, tubuhnya montok bener’. Kataku dalam hati, sambil masuk ke kontrakannya dan melihat-lihat lagi foto sensualnya.

“Maaf ya Mas, sebenarnya aku malu tadi,” kata Winda sambil duduk di sampingku, Winda sore itu memakai kaos kuning dan bawahan celana strit hitam ketat sebatas lutut, namun kaos panjangnya menutupi bagian bawah sampai 10 cm diatas lutut.

Malam itu kita hanya ngobrol saja sampai jam delapan malam, dari obrolan itu kutahu kalau Winda sudah hampir setahun bekerja, pernah kuliah D-1 bagian Sekretaris dan sekarang bekerja di bagian administrasi keuangan sebuah pabrik, dan kutahu bahwa Winda sudah punya pacar di kampungnya, namun orangtuanya kurang setuju.

“Jangan kapok main ya Mas,” kata Winda berharap.
“Justru aku yg berharap boleh main kesini lagi kalau kamu nggak keberatan,” kataku sambil memakai sepatu, sambil berjalan pulang kuberikan kartu namaku.
“Kalau ada apa-apa telpon aja,” kataku sambil bersalaman, perlahan kuremas tangan halusnya dan Winda kelihatan malu dan tertunduk.
“Daah” aku pamitan dan Winda mengantarkan aku sampai ke tempat parkir. 

Setelah perkenalan itu, kurang lebih dua bulan, kami hanya bersahabat saja, bahkan Winda menyatakan kekaguman karena aku nggak pernah bertindak tidak sopan, meski kami sering pulang sampai jam 10 malam, paling hanya berpegangan tangan saja, entahlah mungkin lama-kelamaan dia mulai sayang, meski sudah kuceritakan bahwa aku sudah beristri dan punya seorang anak. Hingga suatu hari, aku masih ingat itu hari Rabu, dia menelpon ke HP-ku,

“Mas, aku pengen ngobrol bisa nggak, sore ini jemput aku ya?” kata Winda di telepon.

“Oke, emangnya ada apa?” Tanyaku.

“Yah pokoknya nanti aja deh, aku mau cerita, udah dulu ya, sampai nanti di tempat biasanya,” Winda menutup telponnya.

Tepat jam 16.30 aku meninggalkan kantor, kulihat dari kejauhan Winda sudah menunggu dan sedikit melambaikan tangan kegirangan. Winda masuk ke mobilku dan tersenyum.

“Mas, kita jangan pulang dulu ya, aku pengen cerita banyak dan menenangkan hatiku,” kata Winda sambil menatapku.

“Oke, kita jalan-jalan ke Ciater aja ya, disana kita bisa berendam air panas sambil ngobrol,” ajakku sambil terpikir ada kolam renang yg memang cukup nyaman untuk berendam di malam hari.

“Oke, kayaknya asyik juga tuh,” Kata Winda mengiyakan.

Aku menelepon ke rumah, dan bilang ada pekerjaan di kantor yg harus diselesaikan, kalau ada apa-apa ngebel aja ke kantor, kebetulan aku sudah setting teleponku tiga kali kring di-forwardkan ke HP-ku.

“Kamu ada masalah apa, kok kelihatan kusut begitu?” kataku sambil mencubit dagu Winda.
“Nggak tahu kenapa aku pengen cerita masalahku ke Mas, kayaknya aku tenang kalau udah ada di sampingmu Mas,” kata Winda sambil memegang lenganku.

Posisi mobilku memang agak susah untuk berdekatan, hingga akhirnya Winda hanya bisa memegang lenganku saja. Sambil sedikit berkaca-kaca, Winda menceritakan bahwa pacarnya di kampung sudah memutuskan hubungan dengannya. Selama di perjalanan aku banyak kasih nasehat dan pengertian kepadanya, dan dia pun kelihatan lebih tenang. Sampai di Ayam Goreng Brebes, Lembang aku memarkirkan mobilku.

“Kita makan dulu yuk,” ajakku.

Berhubung tempat parkirnya penuh, aku agak jauh memarkir mobilku, dan baru kali ini Winda berani berjalan disampingku sambil memeluk pinggangku, aku pun akhirnya merapatkan tubuh dan memeluk pundaknya sambil menuju ke tempat makan.

Menuju ke Ciater, diperjalanan Winda memandangku terus dan tiba-tiba saja bibirnya mengecup pipiku, aku agak gugup namun menikmati juga, sambil sesekali kuremas tangan halusnya. Wah mau nggak mau banyaknya rangsangan selama perjalanan mulai mempengaruhi adrenalinku juga. Dan sesampai di Ciater ternyata suasananya hujan agak deras, jam sudah menunjukkan jam delapan malam, berendam di kolam renang rasanya nggak mungkin, pulang juga sudah terlanjur, akhirnya kutawarkan ke Winda.

“Gimana kalau kita berendamnya di kamar aja?” Aku agak khawatir dia keberatan, tapi katanya, “Ya terserah Mas aja” kata Winda.

Di front room hotel, aku booking satu kamar yg ada bathtub buat berendam air panas, didepan meja front room Winda masih memeluk pinggangku, kali ini terasa kelembutan dadanya menyentuh badanku, dan ini mau nggak mau berpengaruh pada otot pejal didalam CDku. Malam itu Ciater dingin banget, kabut turun tebal banget setelah hujan, hingga perjalanan menuju ke kamar pun harus perlahan, petugas hotel sudah menunggu di depan kamar dan membukakan pintu kamar.

“Silahkan Pak, silahkan Bu, apa ada yg dipesan?” kata petugas hotel ramah, mengira kami pasangan suami istri.

“Sementara belum Mas, nanti saja kalau perlu saya telpon dari kamar,” kataku sambil memberi sedikit tips buat petugas hotel. BANDARQ ONLINE

Winda masuk ke kamar dan aku masih duduk di ruang TV, sambil mencari-cari chanel yg bagus, sambil melepas penat dua jam lebih di belakang kemudi. Tiba-tiba Winda keluar dari kamar, alamak Winda sudah berganti baju dengan celana pendek pink ketat dan kaos senam ketat putih polos pendek hingga kelihatan pusarnya, kulihat bayangan puting toketnya yg kecoklatan, tanpa dibungkus beha, pahanya putih dan mulus menantang, sementara pantatnya yg bahenol tercetak ketat di celananya dan dadanya benar-benar montok menantang.

“Ayo Mas, katanya mau berendam? Jangan liatin gitu dong,” Kata Winda sambil duduk disampingku.

“Oke, tapi aku nggak bawa baju berendam nih,” kataku sambil membuka baju kerjaku, aku yg sudah tidak kuat melihat pemandangan yg memancing birahi itu.
“Mas, badanmu kekar juga ya, “kata Winda sambil memeluk lenganku dari samping, terasa toket montoknya melekat erat di lenganku.

Perlahan kuusap paha putih Winda dan tiba-tiba Winda berdiri dan duduk di pangkuanku, akhirnya tubuh montok itu kupeluk sambil kuangkat kakinya kuletakkan pahanya yg putih, mulus dan hangat itu diatas pangkuanku. Perlahan Winda menatap mataku, kemudian memelukku erat sekali, terasa sekali kekenyalan toket montoknya, meski terhalang kaos tipis yg dipakainya, cukup lama Winda menyembunyikan wajahnya di bahuku, kemudian dia berkata lirih.

“Mas, aku sayang kamu, aku takut kehilangan kamu Mas,” kubelai perlahan rambutnya, kurenggangkan pelukannya dan kutatap mata Winda, dalam hitungan detik, bibir kami saling melumat pertama agak perlahan, sambil kunikmati kelembutan bibirnya, cukup lama kami beratraksi dengan bibir kami dan makin lama pagutan dan ciumannya makin buas, dan kami pun saling melumat bibir.

Perlahan ciuman kami agak melemah, lembut kuciumi lehernya, belakang telinga dan pundaknya, kukecup lembut tanpa suara, tangan kananku mendarat perlahan di dadanya, begitu padat, kenyal dan kencang, sementara tangan kiriku perlahan mengangkat kaos ketatnya. Winda menengadahkan wajahnya dan membusungkan dadanya sambil mengangkat tangannya, dan segera kulepas kaos ketatnya, betul-betul keindahan toket seorang wanita yg kulihat didepanku, kulitnya yg putih bersih tanpa cacat, ditambah sepasang toket yg montok, padat dan menantang, perlahan kujelajahi dan kusapu lembut gunung indah nan menantang itu, dan perlahan kuusap putingnya yg menonjol keras kecoklatan, mungkin dia sudah terangsang.

“Mas, pantatku kayak ada yg mengganjal nih, dibuka celananya ya Mas, biar nggak sakit,” kata Winda.

Aku berdiri dan Winda membuka resletingku, melepas ikat pinggangku dan menurunkan celanaku.

“Apa itu Mas?” kata Winda sambil menutup matanya dengan jari yg masih terbuka.

Otot penisku yg sudah membesar dan mengeras sekali, tercetak jelas pada celana pendek katun yg ketat, perlahan kutarik tangan Winda, kutempelkan tangannya menyusuri bonggol keras dari luar celana pendekku, perlahan dan lama-lama Winda berinisiatif meremas penisku dari luar celana pendekku.

Kubiarkan Winda mengelus dengan jemarinya dan sesekali meremas, kadang pelan kadang agak kuat, mungkin dia mulai menikmati mainan barunya, sementara kunikmati aliran kenikmatan, sambil kulihat ekspresinya.

“Gimana Win?” kataku sambil menatap matanya.
“Mas, aku belum pernah melakukan seperti ini, tadinya malu sekali aku melihatnya, ternyata kemaluan cowok bisa segede ini ya?” katanya sambil tersipu.
“Kalau kamu mau, kamu boleh buka celanaku” kataku.

Perlahan tangan halus itu menurunkan celana pendekku dan tiba-tiba penisku yg sudah tegak dan berdiri keras seolah miniatur tugu monas, Winda menatap tak berkedip melihat kemaluanku, pelan jarinya mengelus batangku yg tegang seperti kayu, urat-urat yg menonjol dia telusuri perlahan, alamak nikmat sekali, dan garis urat di tengah-tengah bagian belakang ditelusurinya perlahan, penisku berkedut-kedut dan tiba-tiba diremasnya kantong pelerku, sungguh kenikmatan yg luar biasa.

Kutarik Winda untuk berdiri, kebelai pinggul indahnya, berputar kebelakang meremas bongkahan pantatnya yg bahenol, kupeluk dan kuusap erat punggungnya, perlahan kukecup lehernya, belakang telinganya dan pundaknya, kulihat dan kurasakan kulitnya merinding, Winda mempererat pelukannya dan menempelkan ketat dadanya yg padat membusung ke dadaku, paduan antara kehangatan dan aliran birahi yg mengalir lewat kulitnya.

Winda yg hanya tinggal memakai CD tipis warna pink, menggoyangkan dan menempelkan ketat kemaluanku yg sudah tegang membesar ke daerah bukit venusnya, meski masih terpisahkan CDnya, namun kurasakan ada kelembaban dari balik CDnya. Kulihat mata sendu Winda menikmati foreplay yg panjang malam itu, kelihatan dia sudah terangsang sekali, dari sorotan matanya dan pelupuk matanya yg agak sembab, serta toketnya yg kencang menantang dengan puting yg mengeras.

Kuraba CDnya dan kuturunkan, Winda membantu menurunkan CDnya dan melempar dengan ujung kakinya, sambil kucium dan kulumat bibir seksinya, kujamah dan kuremas toket montoknya, dan serta merta kuangkat tubuh telanjang nan mulus itu ke kamar dan kutidurkan diatas kasur bersprei putih bersih.

Sambil tetap menciuminya, aku tidur merapatkan ke tubuhnya, kaki kuangkat dan kugesek-gesekkan diatas paha putihnya, sementara tanganku kembali meremas dadanya yg kian montok dan menggunung dengan puting susunya yg menonjol kecil kecoklatan. Perlahan aku turun menciumi lehernya dan memutar-mutarkan lidahku ke gunung kembarnya bergantian, kusapu hingga basah dengan menyisakan puting, pada bagian akhir nanti, sementara tanganku menjelajah ke pangkal pahanya, menyibak rambut kemaluannya yg halus menghitam itu, kuusap bibir memeknya dan Winda menggelinjangkan pinggulnya.

Kuperhatikan Winda memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsangan yg kuberikan, sementara tanpa sadar penisku yg tegak dan keras, diremasnya perlahan dan kadang menguat saat rangsangan datang menguat. Kumainkan ujung jariku menyapu bibir memeknya yg sudah membasah dan kusapu pelan belahan lubang memeknya yg membasah, sambil kujilati putingnya dengan ujung lidahku bersamaan kuputar perlahan kelentitnya dengan ujung jari telunjukku,

Seirama antara jilatan lidahku di ujung putingnya dan usapan ujung jari telunjukku di ujung kelentitnya, serta merta Winda menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan membuka lebar pahanya dan membusungkan dadanya hingga kelihatan merangsang sekali, sambil menutup matanya dengan bibir yg membasah dan sedikit terbuka, sementara tangannya menggenggam erat sekali kemaluanku yg masih mengeras dan berdenyut-denyut.

“Uuff mmaas, kau apakan tubuhku ini,” mulut Winda mengerang menahan kenikmatan. Tubuhnya menggelinjang keras sekali, pahanya bergetar hebat dan kadang menjepit tanganku dengan erat saat jariku masih menyentuh kelentitnya, dan tiba-tiba penisku dicengkeram dengan keras seolah mengajak untuk menikmati orgasmenya dalam foreplay itu.

Kuremas dengan irama perlahan toketnya yg tambah mengeras dan membusung itu dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku terjepit diantara kedua paha mulusnya, kemaluanku diremasnya dan tangan satunya memelukku erat sementara paha dan kakinya menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan tak karuan, orgasme pertama sudah dirasakannya. Tanpa berhenti kumainkan pelan tanpa henti kelentitnya, dan mungkin sekarang Winda sudah terangsang kembali. “Mas, tolong masukkan, aku ingin merasakannya sayang,” katanya sambil menghiba dan meringis menahan kenikmatan tiada tara yg dirasakannya.

Perlahan aku menaiki tubuhnya, pahaku menempel erat dipahanya yg mengangkang dan kepala penisku menempel di kelentitnya menggantikan ujung jari telunjukku. Sambil kuciumi leher putihnya, pundak dan belakang telinganya, kepala penisku bergerak-gerak mengelilingi bibir memeknya yg hangat dan basah, kulihat Winda merem melek menikmati benda pejal di bibir memeknya, lidahnya menyapu bibirnya hingga membasah, dan wajahnya memerah dengan mata merem melek tak beraturan. Dengan perlahan akhirnya sedikit demi sedikit kumasukkan batang penisku ke dalam memeknya, saat kucoba menyelipkan kepala penisku ke mulut memeknya rasanya peret dan sulit sekali, kulihat Winda sedikit meringis dan membuka mulutnya dan sedikit menjerit.

“Aah,”

Namun akhirnya kepala penisku sudah mulai masuk dan mulai kurasakan kehangatan memeknya, perlahan kumasukkan sesenti demi sesenti, pada sekitar centimeter ke 4 menuju ke 5, Winda tiba-tiba berteriak dan menjerit.

“Aduh Mas sakit sekali,” katanya, “Seperti ada yg menusuk dan nyerinya sampai ke perut,” katanya.

“Aku cabut aja ya?”

“Jangan, biarkan dulu kutahan rasa sakit ini,”

Aku yg sudah merasa kenikmatan yg luar biasa dan sedikit demi sedikit mulai kumasukkan lagi batang penisku. Kulihat Winda meneteskan air mata, namun tiba-tiba dia menggoyangkan pantatnya dan tentunya akhirnya penisku hampir seluruhnya masuk, kenikmatan yg belum pernah kurasakan, penisku serasa digigit bibir yg kenyal, hangat, agak lembab dan nikmat sekali.

Akhirnya kami pun mulai menikmati hubungan badan ini. “Mas rasa sakitnya sudah agak berkurang, sekarang keluar masukkan penismu Mas, rasanya nikmat sekali” Perlahan aku mulai mengayun batang penisku keluar masuk ke memek Winda, kulihat tangannya diangkat dan memegang erat-erat kepalanya dan akhirnya menarik sprei tempat tidurnya, sementara pahanya dia kangkangin lebar-lebar dan mencari-cari pinggulku, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku dan seolah meminta penisku untuk dimasukkan dalam-dalam ke memeknya.

Beberapa kali ayunan, akhirnya aku agak yakin dia sudah tdk begitu merasakan sakit di memeknya, dan kupercepat ayunan penisku di memeknya. Winda berteriak-teriak dan tiba merapatkan jepitan kakinya di pantatku, kepala menggeleng-geleng dan tangannya menarik kuat-kuat sprei tempat tidurnya, mungkin dia mau orgasme, pikirku. Tiba-tiba tangannya memelukku erat-erat dan kakinya makin merapatkan jepitannya di pantatku, kurasakan toket besarnya tergencet dadaku, rasanya hangat dan kenyal sekali, aku diam sejenak dan kubenamkan penisku seluruhnya di dalam memeknya. “Oh, mmas aku keluar.. Ahh.. Ahh.. Ahh,”

Aku merasakan nikmat yg amat sangat, penisku berdenyut-denyut, rasanya aliran darah mengalir kencang di penisku, dan aku yakin penisku sangat tegang sekali dan begitu membesar di dalam memek Winda, sepertinya aku juga akan mengeluarkan air kejantananku.

Beberapa saat kemudian, kubuka sedikit jepitan kaki Winda dipantatku, sambil kubuka lebar-lebar paha Winda, kulihat ada cairan kental berwarna kemerah-merahan dari memek Winda, penisku rasanya licin sekali dialiri cairan itu, dan akhirnya dengan cepat aku kayuh penisku keluar masuk dari memek Winda, nikmat sekali rasanya. Ada mungkin delapan sampai sembilan kayuhan penisku di memek Winda, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yg akan meledak dari dalam penisku dan akhirnya.. Croot.. Croot.. Croot.. Croot..

Memeknya berdenyut-denyut menikmati aliran maniku yg hangat, sementara kurasakan batangku masih berdenyut-denyut nikmat, kubenamkan batangku dalam kehangatan memeknya yg basah. Kupandang wajahnya yg berkeringat, perlahan kusapu dengan tanganku dan kuciumi dengan penuh rasa sayang, akhirnya kamipun terkulai lemas dan Winda memeluk tubuhku erat, tanpa mempedulikan cairan yg merembes keluar dari lubang kenikmatannya.

Ada lebih sejam kami tertidur dalam kenikmatan, dan selanjutnya berdua kita berendam dengan air hangat di bathtub, hingga badan pun terasa segar kembali. Setelah menikmati makan malam di cafeteria, akhirnya kami pun kembali ke kamar jam 12.00 malam, mengulangi permainan dengan lebih ganas hingga jam 1 dini hari, kami pun tertidur tanpa busana, dan kupeluk tubuh telanjangnya dalam kehangatan selimut. Hingga esoknya kuputuskan untuk mengambil cuti sehari dan sebelum checkout jam 12 siang, kami masih menyisakan dua kali permainan di kamar tidur dan di bathtub. Lain kali akan kuceritakan pengalamanku dengan Winda di kampungnya saat aku mengantarnya mudik.


Selasa, 28 Juli 2020

Evi Sekretarisku Yang Janda Montok

Cerita Dewasa -Sehubungan dengan sekretarisku yang megundurkan diri karena menikah, aku meminta bagian kepegawaian untuk mencarikan sekretaris untukku. Untuk menghemat keuangan perusahaan, aku minta dicarikan dari internal perusahaan saja. Dari bagian lain yang berminat untuk menjadi sekretaris.



Diantara beberapa karyawan yang ditawarkan padaku, ada satu yang menarik perhatianku. Namanya Evi, staf bagian administrasi, umurnya 30 tahun yang berarti 5 tahun di bawah umurku. Dari hasil interview dengannya, aku rasa dia memenuhi semua kriteria yang aku inginkan.

Orangnya smart, wajahnya cantik dan yang membikin aku tertarik padanya adalah bentuk tubuhnya yang bahenol. Tubuh bagian atasnya menonjol oleh sepasang payudara yang cukup besar, sementara tubuh bagian bawahnya tampak pantanya yang bulat dan besar. Sungguh bentuk tubuh yang begitu menawan yang dapat mebangkitkan gelora birah bagi setiap lelaki yang memandangnya.

Pada awalnya Evi merasa canggung sehingga sering sekali berbuat salah dan merasa kurang nyaman kalau harus menghadap aku. Mungkin salah satu yang membuatnya kurang nyaman adalah tatapan mataku yang sangat tajam dan terkadang seperti sedang menelanjangi tubuh indahnya.

Karena memang aku sangat terpesona dengan bentuk tubuhnya yang bahenol tersebut. Namun berkat keramahan, ketelatenan serta kesabaranku dalam membimbing dia, kini dia sudah tidak canggung lagi dan hubunganku dengannya juga semakin dekat.

Evi termasuk tipikal orang yang cerdas sehingga dalam waktu singkat apa yang aku ajarkan dapat dia kuasai. Dan dengan cepat pula dia dapat mengetahui dan menyesuaikan dengan kebiasaanku. Hingga akhirnya dia dapat aku andalkan untuk mengatur agenda kerjaku dan menyiapkan segala sesuatu yang aku butuhkan berkaitan dengan pekerjaanku.

Dan karena kepandaiannya tersebut dan prestasi kerjanya yang bagus, aku tidak ragu mempromosikannya sehingga gajinya naik hampir dua kali lipat. Sejak mendapat promosi tersebut, ada satu perubahan yang Evi alami yaitu dia berusaha tampil lebih menarik setiap hari untukku. Hal itu membuat aku menjadi semakin betah berada didekatnya.

Hubunganku dengan Evi semakin lama semakin akrab dan dekat. Kini Evi mulai berani curhat tentang kehidupan pribadinya kepadaku. Mulai dari pengalamannya sebelum bekerja ditempatku sampai urusan rumah tangganya. Bahkan sampai masalah kehidupan seksualnya dengan matan suaminya tanpa ragu dia ceritakan kepadaku.

Dari obrolan tersebut akhirnya aku mengetahui kalau Evi seorang janda dengan satu anak. Mantan suaminya seorang pilot yang meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang.

Setelah dekat dan mengetahui latar belakang kehidupannya terutama masalah kehidupan seksualnya, aku tahu Evi tipikal perempuan yang mempunyai libido seksual tinggi. Hal tersebut membuat aku jadi terobsesi untuk dapat meniduri sekretaris baruku tersebut.

Aku membayangkan alangkah nikmatnya seandainya aku dapat meniduri Evi, dapat menikmati tubuh sekretarisku yang bahenol yang cukup menarik bagiku walaupun dia sudah tidak muda lagi dan bukan gadis perawan.

Akhirnya kesempatan untuk mewujudkan keinginan itu terjadi.

Aku ditugaskan oleh kantorku untuk bertemu klien di Bandung. Karena banyak yang harus aku persiapkan dalam pertemuan tersebut maka aku putuskan untuk mengajak Evi dalam tugas tersebut.

Kami menginap disebuah hotel bintang lima. Sebenarnya aku ingin pesan satu kamar saja agar aku dapat berduaan sekamar dengan Evi, namun karena sebelumnya aku belum mengkonfirmasi keinginanku tersebut kepada Evi aku tidak yakin kalau Evi akan menyetujui keinginanku tersebut.

Akhirnya aku putuskan untuk memesan dua kamar namun yang ada pintu penghubung antar kamar. Awalnya Evi ragu namun setelah aku jelaskan alasannya agar sewaktu-waktu aku butuh dirinya tinggal ketok pintu penghubung gak perlu keluar kamar. Begitu juga bila dia butuh konsultasi hasil kerjanya denganku tinggal masuk melalui pintu penghubung tersebut. Dan agar lebih menyakinkan Evi maka kunci pintu penghubung aku minta agar Evi yang menyimpan.

Hari pertama agenda meeting benar-benar padat. Meeting berlangsung dari pagi sampai malam. Hal itu membuat aku capek sekali. Begitu selesai meeting aku minta Evi agar jangan lupa menyiapkan bahan buat besok pagi. Sementara karena kondisiku yang agak kurang fit hari itu, begitu tiba di kamar aku langsung tidur.

Hal serupa juga terjadi pada hari kedua meeting dengan klienku. Agenda pada hari kedua juga masih padat. Sehingga menguras banyak stamina dan pikiran. Baru pada hari ketiga yang merupakan hari terakhir agenda meeting tidak terlalu padat. Hanya membuat resume hasil meeting yang akan ditandatangani keduabelah pihak. Akhirnya tepat pukul 13.00 meeting selesai.

Selesai meeting, aku santai didalam kamar hotel. Tiba2 pintu penghubung antara kamarlu dan kamar Evi terbuka, Evi mengetuk pintu dan wajahnya yang manis nongol dari balik pintu.

“Pak boleh saya masuk?” Tanya Evi dengan sopan.

“Eh… kamu Vi. Masuk aja.” kataku. Aku sangat terkejut begitu Evi sudah ada didalam kamarku. Dia memakai gaun terusan yang sangat ketat sehingga walaupun seluruh tubuhnya tertutup namun lekuk2 tubuhnya yang menawan itu tercetak dengan jelas.

“Kenapa, Pak? Ada yang salah dengan Evi sampai Bapak tidak berkedip gitu melihat Evi.” kata Evi sambil tersenyum, seakan-akan dia tahu aku terpesona melihat tubuhnya yang bahenol tersebut.

“Lagi ngapain Pak?, kayaknya dari tadi serius banget liatin Tab-nya?” tanya Evi.

“Biasa lihat2 berita di twitter dan update status FB” jawabku santai.

“Kirain…, biasanya sih cowok kalau lagi asyik dengan Tab-nya gak jauh2 dari lihat foto2 telanjang cewek atau lihat video porno” ujar Evi sambil duduk ditepi tempat tidur. Aku sempat melirik belahan payudaranya yang besar tersebut.

“Kalau itu sih banyak Vi di laptop aku” kataku.

“Ah yang bener Pak, Evi mau liat dong… itung2 buat refreshing” kata Evi.

“Serius nih, kalau mau aku nyalain laptopku.” Aku mencoba memancing keseriusan Evi.

Evi mengangguk malu. Aku buka Video XXX Jepang berformat MP4.

“Kesempatan nih untuk merangsang libido seksual Evi sehingga nantinya aku dapat menyetubuhi dirinya sesuai keinginanku selama ini.” Gumanku dalam hati. Setelah beberapa lama Video aku putar, tiba2 Evi berkomentar,

“Ihhh… Kontol cowoknya gede banget Pak” seru Evi. Agen domino99
Aku kaget dengan perkataan Evi tersebut sehingga aku menoleh ke araknya.

“Maaf pak, Evi kelepasan ngomong jorok…” kata Evi sambil membekap mulutnya sendiri, saat melihat aku menoleh ke arahnya.

Namun komentar tersebut tidak aku tanggapi. Aku kembali membaca Twitter dan FB ku namun sebenarnya aku sudah tidak konsen lagi. Aku sudah tidak sabar untuk cepat2 menyetubuhi tubuh bahenol Evi.

“Kayaknya Evi sudah mulai terangsang. Dia sudah tidak malu2 lagi menyebut kata kontol secara terus terang. Tinggal menunggu waktu nih, aku akan dapat menyetubuhinya.” kataku dalam hati.

Setelah berjalan beberapa menit, aku melihat kea rah Evi yang sedang menikmati adegan demi adegan yang ada dalam video tersebut. Kemudian aku mendekatinya.

“Kamu pernah posisi gitu ga Vi?” tanyaku saat melihat adegan doggy style di video tersebut.

Evi menggelengkan kepala, “Gak pernah Pak, semenjak nikah seks kami biasa saja, bahkan Evi jarang digauli Pak. Mantan suami Evi kan pilot pak, jadi jarang ketemunya. Setiap ketemu harapan Evi dapat melampiaskan dahaga seksual Evi dan mendapatkan kepuasan biologis karena jarang digauli tapi ternyata mantan suami Evi tidak mampu memberi kepuasan yang Evi inginkan. Padahal sebenarnya nafsu sek Evi itu tinggi Pak…” lanjut Evi sambil matanya tidak berkedip melihat adegan demi adegan dilayar Laptopku.

“Gimana rasanya ya kalau memek di isep kayak tadi…..” tiba2 tanpa sadar Evi berbicara.

“Kalau Evi mau ngerasain memeknya di isep, aku mau kok ngisep memek Evi?” candaku.

“Emang Bapak mau ngisep memek Evi?” tanya Evi yang sepertinya birahinya sudah semakin tinggi.

Tanpa menjawab pertanyaan Evi, aku langsung melumat bibirnya. Mulanya Evi kaget, namun akhirnya dia membalas ciumanku.
Evi benar-benar sudah dikuasai nafsu birahinya. Saat ini dia ingin menyalurkan gejolak birahinya yang selama ini terpendam. Sekaranglah saatnya baginya untuk melampiaskan nafsu seksnya yang begitu menggelora yang tidak tersalurkan sepeninggal suaminya.

Evi sudah tidak memperdulikan lagi bahwa yang sedang melumat bibirnya adalah aku, yang tidak lain adalah Bosnya. Saat ini kesempatan baginya melampiaskan nafsu seksnya yang tinggi tersebut dan bagiku saat ini adalah saat yang tepat untuk mewujudkan keinginanku menyetubuhi Evi yang sudah lama aku pendam.

Evi melepaskan bibirnya dari lumatan bibirku. Lalu dia berdiri melepaskan gaunnya hingga tinggal mengenakan CD dan BH saja. CD Evi model bikini yang tipis dan minim, sehingga semuanya terlihat dengan jelas.

Pantatnya yang bahenol terlihat bulat dan mulus sedangkan bagian depannya tampak bukit memeknya yang tembem dihiasi bulu2 jembut yang cukup lebat hingga sebagian keluar dari samping kanan dan kiri serta atas CD Evi. Dibagian dada, BH yang dikenakan Evi tak sanggup menampung sepasang payudaranya yang cukup besar.



Begitu menyaksikan tubuh montok Evi yang hanya mengenakan CD dan BH tersebut, akupun segera melepas pakaian yang aku kenakan hingga aku tinggal mengenakan CD yang membungkus kontolku yang besar. Bagian depan CDku tampak menyembul akibat kontolku yang mulai tegang melihat tubuh Evi yang seksi tersebut.

Sesaat Evi melirik ke arah depan CDku yang tampak menyembul besar menyembunyikan batang kontolku di dalamnya. Melihat hal itu, Evi merasakan itilnya berdenyut-denyut dan liang memeknya terasa mulai basah oleh cairan akibat rangsangan birahi yang menderanya. Dengan nafsu yang berkobar-kobar Evi memeluk erat tubuhku. Dengan ganas bibirnya kembali mencium bibirku.

Dengan tidak kalah ganasnya aku membalas pagutan bibir Evi dan memilin-milin lidah Evi didalam mulutku. Kemudian tangan Evi masuk ke dalam CDku, dan menemukan batang kontol yang besar. Perlahan tangan Evi mulai mengocok batang kontolku. Sehingga dia merasakan denyut-denyut batang kontolku yang perlahan-lahan mulai tegak berdiri.

Evi semakin tak kuasa menghadapi kenyataan tersebut. Memeknya semakin terasa gatal dan denyutan cairan kental dan licin semakin memenuhi seluruh rongga yang ada di dalam liang memeknya. Evi melepas bibirnya dari pagutan bibirku, lalu jongkok tepat didepan selangkanganku.

Diplorotkannya CD yang membungkus kontolku. Dengan berpegangan pada pundak Evi aku mengangkat sebelah kakiku sehingga CDku terlepas dan jatuh dilantai. Kemudian Begitu CDku telah copot, batang kontolku yang sudah tegang sejak tadi langsung meloncat keluar.

“Eesstt… uukhh… Paaak… gede banget kontolnya. Evi pingin dipuasin dengan kontol bapak yang gede ini…” desah Evi ketika rangsangan birahinya semakin tinggi saat melihat batang kontolku yang panjang besar dan bengkok itu telah tegak dan keras. Dikocoknya dengan lebut batang kontolku sehingga batang kontolku semakin keras dan tegak.

Tiba2 Evi bangun dari posisi jongkoknya. Dengan cepat Evi mencopot BH dan CD yang masih melekat ditubuhnya. Kemudian dengan keadaan telanjang bulat, Evi merebahkan tubuh bahenolnya di tempat tidur.

Tubuh bahenol Evi yang selama ini hanya dapat aku nikmati dalam balutan pakaian seksinya kini dapat aku nikmati dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai kain yang menutupinya. Pada bagian memek sampai sebatas pusarnya, bulu2 jembut yang hitam dan keriting tumbuh lebat sehingga menutupi bukit memeknya yang tembem tersebut. Sementara di dadanya menggantung indah sepasang payudara besar yang dihiasi puting yang berwama kecoklatan.

Aku menelan air ludah, menahan nafsu yang membara. Begitupun Evi. Tubuhnya bergetar dan jantungnya berdegub kencang mengguncang dadanya. Saat kedua tangan Evi menyibakkan bulu2 jembut yang menutupi memeknya tersebut, tampak permukaan bibir memeknya yang tebal dan itilnya yang tampak menonjol telah basah oleh cairan yang keluar dari liang memeknya akibat rangsangan birahinya.

Evi membuka kedua belah kakinya lebar-lebar sehingga isi di dalam memeknya semakin tampak jelas olehku. Aku menelan air ludah menahan nafsu ketika melihat isi di dalam memek Evi yang tampak berkilat dan berwarna kemerahan.

Degub jantungku semakin kencang, tubuhku gemetaran saat pandangan mataku menatap ke arah lubang memek Evi yang tampak menganga diantara lebatnya bulu2 jembut yang menutupi memek tembemnya tersebut.

Tampaknya Evi ingin agar aku segera mengoral memeknya. Namun aku tidak langsung mengoral memeknya, aku ingin memberikan rangsangan yang maksimak pada Evi, sehingga dia dapat benar-benar merasakan kenikmatan dan kepuasan seksual saat ML bersamaku.

Dengan lembut aku kecup bibir Evi sambil kedua telapak tanganku bergerak meraba-raba payudaranya yang besar. Akibat aksiku tersebut, tubuh Evi menggelinjang hebat merasakan sentuhan lembut di tubuh bagian atasnya. Mulut Evi mendesah.

Kepalanya mendongak ke atas. Kedua matanya terpejam. Kedua payudara Evi bergerak-gerak disaat tubuhnya menggeliat-geliat eratis, sehingga membuat aku semakin terangsang. Lalu perlahan-lahan aku mendekatkan bibirku ke payudara kiri Evi.

Dengan lembut ujung lidahku mengulasi puting payudara Evi yang mencuat ke atas tersebut dan kemudian puting payudara yang tampak merah agak kecoklatan itu aku lumat dan aku hisap-hisap.

“Ooouuww… uukhh… eesstss… aduh Paaakkk… ssshhh… geliiiii… Paaaaakk… ssshhh…” terdengar erangan manja dari mulut Evi. Tanpa memperdulikan suara erangan tersebut, selesai menjilat, melumat serta menghisap puting payudara bagian kiri, mulutku pindah ke puting payudara sebelah kanan sambil tanganku meremas-remas payudara kirinya sehingga tubuh Evi semakin menggeliat-geliat menahan nikmat yang luar biasa.

“Oooooohhh Paaaaaakkk… enaaak bangeeet Paaaakk… oooouuhhh… teruuus Paaaaakk…” suara rintihan Evi menikmati aksiku pada payudaranya.

Puas bermain dengan payudara Evi, cumbuanku mulai merambat turun. Hingga akhirnya wajahku tepat berada diselangkangan Evi. Kemudian aku langsung mendekatkan mulutku ke permukaan bibir memek Evi. Semerbak bau harum memek Evi seketika tercium olehku.

Setelah bibirku dekat dengan permukaan bibir memek Evi, sambil menyibakkan bulu2 jembut yang menutupi belahan bibir memek Evi, perlahan-lahan aku mengeluarkan ujung lidahku. Dengan perlahan belahan bibir memek Evi itu aku ulas-ulas dengan ujung lidahku.

Jilatan lidahku semakin merambat ke atas kearah itil Evi dan begitu itilnya tersentuh ujung lidahku, seketika itu pula Evi memegang kepalaku sambil merintih merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku terus menggesekkan lidahku di atas itil Evi sehingga itil tersebut makin lama makin membengkak dan keras.

Karena merasakan nikmat yang luar biasa tersebut tanpa terasa Evi menggoyangkan pantatnya, kadang dia angkat, kadang dia goyang ke kiri dan ke kanan. Kemudian aku melakukan sedotan kecil di itil Evi lalu itil tersebut kupermainkan kembali dengan ujung lidahku.

Akibat aksi sedot dan jilat yang aku lakukan pada itilnya, membuat kenikmatan yang Evi dapatkan menjadi semakin luar biasa, gerakannya makin tak terkendali. Evi mengangkat pantatnya tingi2 sehingga bibir memeknya menempel erat di bibirku.

“Oooowwwww… eeessstss… Paaak… aduh… Paaaakkk… enaaaaakkk…” desah Evi. Tubuhnya ketika itu serasa terguyur air yang menyejukkan dan sejuta perasaan nikmat menyelubungi tubuhnya. Dengan gemas aku terus mengulas-ulas ujung lidahku di belahan bibir memek Evi. Cairan kental dan agak licin kian menguncur dari pelupuk liang memek Evi membuat memek Evi menjadi semakin becek.

Namun aku tidak perduli. Aku mau membuat Evi orgasme terlebih dahulu, karena itu lidah dan wajahku kujauhkan dari memeknya. Ketika aku melihat lubang memek Evi telah basah oleh cairan kental dan agak licin yang bercampur dengan air liurku, perlahan-lahan jari tengah tangan kananku bergerak masuk mengulas-ulas bagian dalam memek Evi yang mengkilat basah dan berwarna kemerahan.

Di saat ujung jari tanganku menyentuh benda lembut dan licin didalam liang memek Evi, tiba2 dinding2 liang memek Evi seakan-akan menjepit erat jari2 tanganku tersebut dan berdenyut-denyut.

Jari tanganku serasa dipijat dan diisep didalam liang memek Evi. Sambil ujung lidahku menjilati itil Evi, jari tanganku perlahan-lahan keluar masuk di liang memek Evi. Gerakan jari tanganku di memek Evi yang basah itu sampai menimbulkan suara crreek… crrreeek… crrreeek… creek… crrreeek…

Aku semakin mempercepat kocokan jari-jariku di memek Evi, sambil terus menjilat dan mengenyot itil Evi. Sesekali mataku melirik ke wajah Evi. Mata Evi merem-melek, sementara keningnya berkerut-kerut menahan nikmat.

Crrreek… Crrreeek… Crreek… Crek… Crek… Crok… Crok… Suara yang keluar dari kocokan jariku di memek Evi semakin terdengar keras. Aku mempertahankan kocokan tersebut.

Untuk menambah rangsangan pada diri Evi, sambil terus mengocok liang memek Evi dengan jariku, tanganku yang lain meremas-remas payudara Evi. Hal tersebut semakin membuat birahi Evi tambah memuncak. Tubuhnya semakin bergetar. Aksi yang aku lakukan tersebut semakin membuat Evi merasakan nikmat yang sangat luar biasa.

“Ouughhhh… Paaaaakkk… eenaaaakkk… aakkkuuu mau kelluaarr…” rintih Evi. Tubuhnya menggeliat-liat. Menyadari hal tersebut aku semakin mempercepat kocokan jariku di liang memek Evi.

“Ssshhh… aagghhhh… Paaaakkkk… aakkkuuuu keluaaaarrrr…!!!” pekik Evi pinggulnya yang amat aduhai itu menggial ke kiri dan ke kanan.

Ssssrr… sssrrrr… ssssrrrr… memek Evi memuntahkan lahar kenikmatannya.
Tubuhnya mengejang, aku merasakan hangatnya air kenikmatan Evi yang membasahi jari tanganku.

Beberapa detik kemudian Evi terbaring lemas di atas tempat tidur. Matanya memejam rapat. Tampaknya dia baru saja mengalami orgasme yang begitu hebat. Kocokan jari tanganku di memeknya pun kuhentikan.

Kubiarkan jariku tertanam dalam memeknya sampai jepitan dinding memeknya terasa lemah. Setelah lemah. jari tanganku kucabut dari memeknya. Dengan bergantian aku dan Evi menjilati cairan yang membasahi jari tanganku tersebut.

Setelah istirahat beberapa saat sambil menikmati orgasmenya, kemudian Evi bangkit dari tidurnya. Tubuhku didorongnya sehingga posisiku jadi terlentang. Evi duduk di antara selangkanganku, lalu digenggamnya batang kontolku yang telah ngaceng itu dengan telapak tangannya. Perlahan-lahan Evi merundukkan tubuhnya sehingga kini mulutnya tepat berada di depan batang kontolku.

“Evi isep kontolnya ya pak… Evi mau ngerasain kontol bapak yang super gede ini! Gedenya jauh melebihi kontol mantan suamiku…” kata Evi sambil tangan kirinya menggenggam batang kontolku dan tangan kanannya mengusap-usap biji pelirku.

Kemudian sluppp….. batang kontolku masuk kedalam mulut Evi yang hangat. Batang kontolku dikulum dan diisep-isep didalam mulut Evi. Sesekali Evi menjilati kepala kontolku dengan ujung lidahnya. Mulut Evi yang mungil tersebut hanya mampu menampung setengah dari batang kontolku. Kepala Evi mengangguk-angguk mengeluar-masukkan batang kontolku di mulutnya.

“Oooww… aaakhh… Viii… ssssshhh….. Enak sekali Viiii…” suara desahku sambil menggeliat seraya mengangkat kepalaku menghadap langit-langit kamar. Bukan main nikmat yang aku rasakan saat itu.
Cerita Sex Dewasa – Evi Sekretarisku yang Janda

Evi mengeluarkan batang kontolku dari dalam mulutnya. Digenggamnya batang kontolku kemudian dengan bibirnya yang mungil itu, Evi menjilati dan melumat kepala kontolku yang besar tersebut. Perlahan-lahan jilatan ujung lidah Evi turun dari bagian atas batang kontolku ke bagian bawah. Evi menyapu bersih setiap jengkal bagian batang kontolku dengan ujung lidahnya.

Setelah beberapa saat lamanya, setiap bagian batang kontolku sudah terjilat oleh ujung lidah Evi. Batang kontolku tampak bersih dan mengkilat karena basah oleh air ludah Evi. Kemudian sambil telapak tangannya mengurut-urut batang kontolku, Evi menjilati kedua biji pelirku. Hal itu yang membuat aku semakin menggeliat hebat.

“Oughhh….. sssshhhh….. enakh….. Viii…” ¬aku melenguh dengan mata terpejam menikmati aksi mulut dan tangan Evi pada kontolku.

Cukup lama Evi melakukan jilatan-jilatan lidahnya pada kontolku. Aku semakin menggeliat-geliat hebat karena menahan rangsangan yang semakin meninggi.

Evi menghentikan aksinya. Kemudian Evi kembali telentang di atas ranjang dengan kedua belah pahanya direntangkannya lebar-lebar sehingga bagian bibir memeknya itu tampak terkuak memperlihatkan isi di dalamnya yang berwama kemerahan dan berkilat.

“Pak….. Evi sudah ga tahan, masukin aja kontolnya Pak…..” pinta Evi.

Tanpa banyak pikir, aku mengambil posisi berada diantara kedua paha Evi. Kedua kaki Evi aku letakkan di atas pundakku. Sebelum aku memasukkan kontolku kedalam memek Evi, aku menempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kontolku pada itil Evi yang berada tepat di atas bibir memeknya. Tampak itil Evi sudah sedemikian bengkaknya. Evi merasakan sensasi yang begitu nikmat yang belum pernah dia rasakan. SahabatPoker

“Oooh…, Paaaak! Cepat masukin kontolnya Pak! Buruan entoti Evi… Evi udah nggak tahan lagi pingin dientot…..” Evi sudah tak bisa tahan lagi ingin segera disetubuhi olehku. Memeknya yang sudah lama tidak dimasukin kontol lelaki, sudah sangat gatal pingin digaruk dengan kontolku.

Perlahan aku mendorong pantatku, sehingga kepala kontolkupun perlahan mulai membelah celah diantara bibir memek Evi dan perlahan masuk kedalam liang memeknya. Evi menaikkan pantatnya ke atas menyambut kontolku sambil tangannya menekan pantatku sehingga batang kontolku dapat masuk dalam memeknya dengan sempurna.

“Auuuu paaaak… sakit pakk… pelan-pelan pak… Aaarrrghhh…!!!” Evi menjerit ketika batang kontolku yang besar itu menembus liang memeknya.

Beberapa detik Evi tidak bergerak. Evi merasa liang memeknya penuh sesak dan perih, liang memeknya belum beradaptasi dengan ukuran kontolku yang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik suaminya ditambah lagi liang memeknya sudah lama tidak kemasukkan batang kontol. Setelah kontolku tertanam beberapa saat di dalam liang memeknya, rasa perih yang Evi rasakan perlahan berubah menjadi rasa nikmat.

“Ooouuww… aoukhhh… eessstts… enak Pak!” lenguh Evi dengan mata terpejam-pejam dan kepala mendongak menghadap ke atas.

“Ayo, Vi! Goyangkan pantatmu!” perintahku. Evi menuruti perintahkuku. Evi mencoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang aku lakukan. Dan efeknya sungguh luar biasa, saat kontolku menggesek bagian dalam lubang memek Evi yang licin dan nikmat tersebut kurasakan kedutan-kedutan didalam memek Evi. Batang kontolku serasa dipijit-pijit dan disedot-sedot didalam memek Evi.

“Uuukhh… Viii… Ya begitu!!! Terus goyangkan pantatmu!!! Ssshhh… ooohh…” desahku dengan mata terpejam-pejam menikmati empotan memek Evi.

Evipun juga menikmati tusukan mantap batang kontolku. Bahkan dia memeluk tubuh kekarku dengan erat. Seolah tak ingin berhenti dari permainan nikmat ini.

“Ouughhh… Paakkk… teeruusss… tusuk lebih dalam lagi… aaggghhhh… Paakkk… puaskan Evi dengan kontol gede Bapak…… ssshhhh… aaaaahhhh…” Evi mengerang kenikmatan menikmati tusukan batang kontolku yang terus masuk ke lubang senggamanya.

Kudorong pinggulku ke bawah dan terus ke bawah sehingga bleeeesss… kontolku masuk semua kedalam memek Evi. Sampai bulu kemaluan kami saling beradu, sedangkan kedua belah mata kami terpejam merasakan kenikmatan luar biasa yang sama2 kami rasakan.

“Ooohh… Pak… Ssstt… enak Pak… rasanya memek Evi penuh banget. Kontol bapak mentok didalam memek Evi” erang Evi saat kontolku sudah amblas masuk seluruhnya kedalam memeknya. Evi merasakan nikmat yang sungguh luar biasa. Baru kali ini ia merasakan batang kontol yang besar dan panjang bukan main sehingga membuat dirinya seakan¬-akan tengah berada di awang-awang.

“Ooooh… Viiii jepitan memekmu nikmat sekali… aaaahhhh…” aku mendesis-desis merasakan jepitan dinding2 didalam lubang senggama Evi ketika kontolku tertancap amblas di lubang memeknya. Kontolku serasa dipijit-pijit dan disedot-sedot didalam lubang tersebut.

Perlahan-lahan aku menarik kontolku sebatas bagian kepalaya, lalu perlahan-lahan aku menekan pantatku lagi sampai batang kontolku amblas lagi didalam memek Evi. Kemudian aku tarik lagi lalu aku tekan lagi. Begitu berulang-ulang. Awalnya perlahan-lahan lalu semakin lama semakin cepat.

Keadaan lubang memek Evi sudah sangat basah oleh cairan pelumas yang selalu menguncur deras dari dalam memeknya. Semakin tergesek lubang memeknya oleh batang kontolku, semakin banyak pula menguncur cairan tersebut sehingga memperlancar gerakan keluar masuknya kontolku di dalam lubang memeknya.

Cleb… Cleb… Cleb… decak suara pergesekan kelamin kami berdua seakan-akan turut bersenandung diantara desah nafsu birahi kami berdua yang semakin meniti naik ke puncak. Suara decak itu seakan-akan memberikan semangat dan spirit untuk kian melaju menuju puncak orgasme. Hingga akhirnya,

“Ouughhh… Paaaakkk… aaaakkkkuuu… kkeeelluuarrr…!!!” Evii mengerang tubuhnya mengejang. Ssssrr… ssssrrrr… ssssrrrr… memek Evi memuntahkan cairan kenikmatannya.

Dengan batang kontolku yang masih berada didalam lubang memek Evi, sejenak aku menghentikan sodokan kontolku untuk memberikan kesempatan bagi Evi menikmati orgasmenya sambil menikmati kedutan2 dari dalam lubang memek Evi yang memijit-mijit batang kontolku. Sungguh nikmat terasa.

“Gimana Viii? Enak?” tanyaku.

“Enak sekali pak, rasanya nikmat sekali, memek Evi terasa sesak kemasukan kontol bapak, abis gede banget sih” Evi menjawab dengan nafas yang masih tersengal-sengal, matanya terpejam menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja ia rengkuh.

Tubuh Evi terasa lemas setelah mencapai puncak orgasmenya. Wajahnya berbinar karena napsunya telah terpuaskan. Aku tersenyum sambil membelai wajahnya lalu mengecup keningnya.

Kemudian aku melumat payudara Evi dengan batang kontol yang masih terbenam di dalam memeknya. Mendapat serangan pada kedua titik sensitifnya, membuat gairah Evi bangkit kembali.

“Ayo Pak, Evi sudah napsu lagi, pengen ngerasain kontol bapak keluar masuk dimemek Evi lagi”, kata Evi sambil menggoyangkan pantatnya.

Mendengar permintaan Evi tersebut, akupun kembali memompa kontolku keluar masuk lubang senggama Evi yang sangat nikmat menjepit kontolku. Evi pun mengimbangi gerakanku dengan menggoyang dan memutar pinggulnya.

Aku terus memompa kontolku keluar masuk lubang senggama Evi. Kemudian dengan tanpa mencabut kontolku dari dalam memek Evi, aku membalikkan posisi sehingga Evi sekarang menindihku.

Mulanya Evi tengkurap di atas tubuhku, tetapi kemudian dia menduduki batang kontolku karena dengan begitu dia merasa leluasa mengontrol gerakannya. Evi memaju-mundurkan pantatnya. Dan saat Evi memutar-mutar pantatnya, batang kontolku terasa seperti diremas-remas didalam memek Evi. Memek Evi memang tergolong memek yang nikmat disetubuhi. Jepitan dan cengkraman memeknya di batang kontolku terasa nikmat sekali.

“Oooohhh… Viiii… nikmat banget empotan memek kamu” erangku menikmati jepitan dan empotan memek Evi pada batang kontolku, “Kencang sekali empotannya… ssssshhhh Viiii… nikmat… Viiii…” aku terus mendesah merasakan empotan memek Evi yang luar biasa nikmatnya.

Tak lama kemudian, kurasakan otot2 dalam lubang senggama Evi mulai mengencang, menandakan dia akan segera mencapai orgasmenya kembali. Evi pun semakin liar menggoyangkan pantatnya maju mundur hingga akhirnya Evipun kembali mendapatkan orgasmenya.

“Oooooooohhhhh… Paaaaakkkkk… Evi kluaaaaarr laaaggiii… aaaahhh hhhhhhh….” Evi menekan pantatnya kuat2. Sssrrrrr… sssrrrr… sssrrrr… sssrrrrr… memek Evi kembali menyemburkan lahar kenikmatannya, membasahi batang kontolku.

Evi ambruk setelah mendapat orgasmenya. Biasanya wanita yang baru saja mengalami orgasme maka untuk mencapai orgasme berikutnya sangatlah mudah. Hal itu pula yang dialami Evi. Hanya dalam waktu beberapa menit saja Evi telah mendapatkan kembali orgasmenya.

“Aduh pak rasanya nikmat banget dan lemes banget” kata Evi.

Sebenarnya tadi saat Evi menggoyang patatnya naik turun dan memutar pinggulnya ke kiri dan ke kanan, aku sudah hampir mendapatkan ejakulasiku. Namun belum sempat aku mendapatkan ejakulasiku, ternyata Evi sudah lebih dulu mendapatkan orgasmenya.

Maka agar aku pun dapat segera memperoleh ejakulasiku, kuminta Evi tidur tengkurap dan menaikkan bagian pinggulnya. Memeknya kusodok dari belakang.

Terasa nikmat sekali cengkraman lubang senggama Evi ketika perlahan-lahan kubenamkan batang kontolku. Dengan posisi tersebut jepitan lubang senggama Evi pada batang kontolku semakin kuat terasa. Hal tersebut semakin membuat diriku merasa nikmat. Aku pun semakin gencar menyodokkan batang kontolku kedalam lubang senggama Evi.

“Ouughhh… Paaaaak… akkuuuu mauuuuu keellluuaaarrr lagi… oooohhhhh… enaaaakkkkk sssekkaaaaallliiii… Paaaaaakkkk…” Evi mengerang. Ternyata dengan posisi DS tersebut, sodokan batang kontolku dari belakang menyundul-nyundul titik G-Spot Evi, sehingga membuat dia dengan cepat akan mencapai puncak kenikmatannya lagi.

Sementara itu jepitan dan cengkraman lubang senggama Evi pada kontolku semakin erat kurasakan, membuat aku merasa akan mencapai puncak kenikmatanku.

“Ouuughhhhh… Viiii…. Aaakkkuuuu juga mau kelluaaaarrr….. aaaagghhhhhh… enaaakkk sekaaalliiiii…… ooougghhhh…. Viiii… aku gak taaahhaaannn laagi…” erangku. Kemudian dengan satu hentakan, aku menyodokkan batang kontolku kedalam lubang senggama Evi kuat-kuat.

“Viiii… aaakkkuuuu kelluaaaarrr….. aaaagghhhhhh…!!!!” aku menjerit merasakan puncak orgasmeku.

Croootttt… croooottt… croooottt… sssrrr… sssrrr… sssrrr…

Aku menyemprotkan pejuhku didalam memek Evi. Cairan spermaku menyiram hangat rahim Evi. Pada saat aku ejakulasi, Evipun mendapatkan orgasmenya kembali. Memek Evi kembali menyemprotkan cairan kenikmatannya. Akupun merasakan hangat dibatang kontolku karena disiram oleh cairan kenikmatan Evi tersebut.

Setelah kontolku berhenti menyemprotkan spermaku, akupun mencabut batang kontolku dari dalam memek Evi. Begitu batang kontolku tercabut, tampak cairan putih kental meleleh keluar dari lubang memek Evi. Cairan itu merupakan campuran antara spermaku dan cairan orgasme Evi. Akupun kemudian merebahkan tubuhku disamping tubuh Evi. Sesaat kemudian Evi memelukku dengan mesra.

“Terima kasih Pak. Bapak telah memberikan Evi kepuasan yang belum pernah Evi dapatkan sebelumnya” Evi berkata sambil mengecup pipiku.

“Sama2 Vi, aku juga puas banget ngentot dengan kamu. Memek kamu nikmat banget, empotannya terasa banget” kataku memujinya sambil memberikan kecupan di keningnya. Kemudian kami berdua berpelukan. Karena tubuhnya yang amat lemas akibat beberapa kali mencapai orgasme, Evi pun tidak kuat menahan kantuknya. Dan sebentar kemudian Evipun sudah tertidur pulas.

Tak terasa ternyata 2 jam lamanya aku dan Evi berpacu dalam birahi. Persetubuhan siang itu cukup melelahkan dan menyita stamina kami berdua namun penuh dengan kepuasan. Aku bangkit dari tempat tidur menuju ke kamar mandi membersihkan diriku dan sekeluarnya dari kamar mandi aku membawa handuk basah yang hangat.
Cerita Sex Dewasa – Evi Sekretarisku yang Janda

Dalam keadaan tertidur pulas, memek Evi aku bersihkan dari sisa2 spermaku dan cairan orgasmenya yang sampai meleleh keluar dari memeknya. Begitu pulasnya Evi tertidur, sampai2 saat memeknya aku bersihkan dia tidak bangun sama sekali.

Setelah bersih, badan Evi yang masih telanjang aku tutupi dengan selimut tebal. Evi sudah mendengkur halus. Kemudian dalam keadaan masih telanjang, akupun ikut masuk ke dalam selimut. Tak lama kemudian aku pun sudah tertidur.

Kira-kira pukul 8 aku terbangun, ketika merasa ada yang meremas-remas batang kontolku. Kulihat Evi sedang menelungkup dikakiku. Kontolku dielus dan diremas-remasnya.

“Pak, Evi pengen lagi?” pintanya manja ketika melihat aku sudah terbangun dari tidurku.

“Jangan khawatir Vi, aku akan memuaskanmu. Masih banyak waktu. Mendingan sekarang kita mandi lalu makan. Biar segar dan cukup tenaga buat melanjutkan permainan kita selanjutnya” kataku.

Karena aku ingin agar secepatnya dapat menggeluti tubuh bahenol Evi kembali, maka aku mengusulan pesan makanan lewat hotel saja. Dan ternyata Evi setuju dengan usulanku tersebut.

“Ok pak Evi setuju banget dengan usul Bapak. Biar gak usah repot2 keluar cari makan, lagian Evi juga sudah pingin segera dipuasin sama kontol super Bapak” jawab Evi. Aku menelpon room service untuk memesan makanan dan minuman.

Aku dan Evi menuju ke kamar mandi. Kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat yang memancar dari shower. Kemudian dengan telatennya Evi menggosok setiap jengkal tubuhku.

Saat tangan-tangan halus Evi menggosok-gosok kontolku, batang kontolkupun mulai ngaceng. Aku menikmati elusan tangan Evi pada batang kontolku. Namun aku segera sadar bahwa aku tidak boleh larut dengan perlakuan Evi, maka tangan Evipun aku tarik dari kontolku. Lalu akupun mulai menggosoki tubuh Evi.

Mula-mula tanganku menggosok bagian leher, lalu turun kebagian dada Evi. Dengan lembut aku menggosok kedua payudara Evi yang besar dan kencang tersebut. Kemudian gosokanku turun hingga akhirnya sampai dibagian selangkangan Evi.

Memek Evi dengan hati-hati aku bersihkan. Puas dengan saling gosok, kami berdua kemudian membersihkan busa sabun yang menempel ditubuh kami dengan guyuran air shower yang hangat.

Terdengar bel pintu, aku segera mengeringkan tubuhku, lalu menyarungkan handuk di pinggangku dan keluar kamar mandi, ternyata room service membawa makanan dan minuman yang aku pesan.

Setelah itu aku kembali ke kamar mandi, shower sudah dimatikan dan Evi lagi mengeringkan badannya dengan handuk. Aku pun keluar dari kamar mandi bersama dengan Evi dengan tubuh terbungkus handuk.

Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi. Dalam keadaan yang hampir telanjang hanya berbalut handuk, kita duduk di sofa menikmati makanan yang telah aku pesan. Selesai makan, Evi menyandar di dadaku.

“Pak, nikmat sekali ngentot dengan bapak. Rasanya Evi mulai ketagihan ngentot dengan Bapak” kata Evi

“Aku juga nikmat sekali ngentot sama kamu, Vi. Gimana masih mau lagi?” tanyaku sambil tersenyum.

“Mau banget… Evi ingin ngerasain dientot Bapak sampai lemas” jawab Evi.

Lalu sambil berpelukan, bibir kami sudah saling berciuman dengan mesra.

Sambil tetap berciuman, tanganku menarik ikatan handuk yang menutupi tubuh Evi sehingga sepasang payudara Evi yang besar itu menggantung bebas. Tanganku lalu meremas sepasang payudara tersebut. Saat ciumanku beralih ke tengkuk Evi, tubuh Evipun semakin menggelinjang.

Tangan Evipun tidak tinggak diam. Ditariknya lilitan handukku dan kemudian diraihnya batang kontolku lalu dikocoknya dengan lembut sehingga perlahan-lahan batang kontolku mulai ngaceng dan tegak berdiri. Tubuh Evi semakin menggelinjang hebat ketika tanganku yang satunya lagi mulai merabai selangkangannya.

“Pak, ditempat tidur aja yuk???” ajak Evi.

“Sudah nggak sabar ya” kataku.

Saat tubuhku sudah ada dipinggiran tempat tidur, Evi mendorong tubuhku keranjang dan jatuh telentang. Evipun segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusulku. Kami berdua kembali berciuman dengan buas.

Tak lama kemudian Evi mendorong kepalaku ke dadanya. Ia ingin aku mengerjai payudaranya. Aku menurut karena aku pun juga ingin merasakan lembutnya sepasang payudara Evi yang montok itu.

Evi mendesah sambil meremas rambutku saat mulutku mulai menjilati dan menghisap salah satu puting payudaranya sedangkan tanganku dengan lembut meremas payudara yang satunya. Aku merasakan payudara Evi yang lembut perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang semakin mengeras.

“Oh… Paaaakkk…! Gelii… terus paaaaakkk… ssssshhh… aaaakh…” suara erangan Evi merasakan nikmat saat kedua payudaranya mendapat rangsangan dariku.

Sambil tanganku yang satu terus merabai payudara Evi, tanganku yang satunya lagi mulai merambat turun hingga tepat berada kembali di selangkangan Evi. Evi menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.

“Aaaahh… terus paaaakkk!” desis Evi ketika jemariku mulai menyentuh memeknya. Jemariku dengan perlahan menyusuri bukit yang ditumbuhi oleh bulu2 jembut yang lebat yang dibaliknya terdapat bibir lembut yang lembab.

Evi semakin menggelinjang ketika ujung jariku menyentuh itilnya. Kini mulut dan tanganku secara bersamaan memberikan rangsangan kepada Evi, wanita yang telah lama menahan dahaga seksnya itu.

Evi sangat menikmati setiap jilatan dan rabaanku tersebut. Setelah puas menjilati kedua payudara Evi, perlahan mulutku mulai bergerak kebawah menyusuri perut mulus Evi dan berhenti di pusarnya. Evi menggelinjang ketika lidahku menjilati pusarnya.

Evi rupanya tidak mau merasakan nikmat sendiri. Ditariknya pinggulku kearah kepalanya. Aku paham maksudnya. Dengan segera aku kangkangi kepala Evi diantara kedua pahaku dengan batang kontolku yang menegang keras tersebut tepat diatas muka Evi.

Kemudian Evi menjilati batang kontolku, sementara jari jari tangannya bermain di bulu2 jembut dan biji pelirku. Jilatan Evi makin menggila dan akhirnya batang kontolku masuk ke dalam mulutnya.

Dengan penuh nafsu Evi mengulum batang kontolku. Evi menghisap kontolku seperti anak kecil mengisap es mambo. Ketika dia menghisap kepala kontolku, jari-jarinya menggosok-gosok batang kontolku. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan aku hanya bisa menggeliat.

Aku membalas serangan Evi pada kontolku dengan merundukkan kepalaku yang berada diantara paha Evi yang mengangkang sehingga mulutku tepat di atas bukit memeknya. Dengan menyibakkan bulu2 jembutnya yang lebat itu, mulutkupun mulai menjilati celah lembab yang harum milik Evi.

“Ouughh… ssssshhh… aahhh…” Evi mengerang sambil melepas kuluman pada batang kontolku.

Lidahku terus mengulas-ulas celah memek Evi yang sudah lembab dan basah dan ketika jempol tanganku menggosok-gosok itil Evi yang sudah semakin mengembang dan keras, Evi menggelinjang dan menjerit kecil, “Uuhhg… oohh… sssshhhh… oohhh…”

Kami berdua dengan penuh nafsu terus saling merangsang. Evi yang telah lama ditinggal oleh suaminya, bertahun-tahun menyimpan hasrat seksualnya, sehingga sekarang seakan-akan merupakan kesempatan baginya untuk menumpahkan nafsu terpendamnya tersebut.

Demikian juga dengan aku, walaupun sudah banyak perempuan yang aku tiduri, bagiku Evi mempunyai banyak kelebihan. Tubuhnya mulus dan montok, sepasang payudaranya besar dan montok dan memeknya masih terasa sempit serta empotannya sangat kuat. Sehingga aku merasakan sensasi yang sangat berbeda dari yang pernah aku alami sebelumnya.

“Paaaakkkk!!! Ouuuhhh… eemhh, entoti Evi paaaakkk… ouhh…” diantara desahannya Evi meminta aku segera menyetubuhinya. Evi sudah tak tahan menahan gejolak birahinya.

Aku segera menghentikan jilatanku dan mengatur posisi. Evi telentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang kontolku pada lubang memeknya yang telah semakin basah mengkilat dan berdenyut-denyut.

Dada Evi berdebar kencang, teringat pada malam-malam ketika dirinya disetubuhi oleh suaminya. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya rasa kecewa. Persetubuhan itu berlangsung sebentar karena suaminya cepat ejakulasi sementara dia belum mencapai orgasmenya.

Terbayang wajah suaminya yang tersenyum dengan wajah penuh kepuasan tanpa menghiraukan dirinya yang belum meraih puncak kenikmatannya. Evi tersentak dari lamunannya ketika terasa benda hangat menyentuh celah bibir memeknya. Direngkuhnya tubuhku ketika perlahan batang kontolku yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya.

“Akh…! enak Paaaakkk…!!!” desis Evi. Tangannya menekan pinggulku agar batang kontolku itu masuk seluruhnya.

Akupun juga merasakan nikmat. Memek Evi yang masih terasa sempit dan seret itu mencengkeram erat batang kontolku.

Dan kembali kurasakan empotan memek Evi pada batang kontolku yang berada di liang senggamanya. Aku mulai menggerakkan pinggulku perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Evi. Kami berdua terus berpacu menggapai nikmat.

“Ayo Paaaakkk enjot terusss… paaaakkk!” desis Evi kembali merasakan nikmatnya enjotan batang kontolku di memeknya.

Aku menggerakkan pinggulku semakin cepat dan keras. Sesekali kusentakkan kedepan sehingga batang kontolku masuk seluruhnya kedalam memek Evi.

“Oh… Paaaakkk…! Evi… ooooohhh sudaaahhhhhhh… mmmmmhhh ngggaaakkkhh… tahaaan… ooooohhh… kooonnntoooolll baapppaaakkkk mennnntthooookkhhhh… aaauuuhhhh… Evi ngggaaaakkkhhhh tahaaannnnn… oohhh… ohhh… ooohh… ooohhh… yyaaa… yaaa… uuuhhh… Evi… ngaaakk… taaaahhhh… ooooooooooohhh…” erang Evi merasakan kemikmatan setiap kali aku melesakkan dalam2 kontolku didalam liang senggamanya. Terasa batang kontolku menyodok dasar memek Evi yang terdalam.

Semakin sering Aku melakukan gerakan tersebut, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Evi sehingga pada hentakan yang ke sekian, Evi merasakan otot diseluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantatku agar hujaman bantang kontolku semakin dalam.

“Terussshhhh Paaaaakkk… aaahhhhh… ennaaakkkhhh… Eviiii nggaaaaaa taaaahaannn… Evi keluuuuaaaarr… aaahhhhhhh… keeeeeelllllluuuuaaarrr!!!!” jeritan panjang Evi saat merasakan orgasme pertamanya dimalam ini.

Ssssrr… ssssrrrr… ssssrrrr… memek Evi menyemburkan cairan orgasmenya dan lubang memeknya terasa berdenyut-denyut. Evi merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Sejenak aku berhenti mengenjotkan batang kontolku di liang senggama Evi sambil menikmati empotan memek Evi pada batang kontolku. Bebera saat kemudian, aku yang belum keluar menggerakkan kembali pinggulku dengan irama yang semakin lama semakin cepat.

Karena sodokan kontolku yang terus menerus pada memeknya, membuat nafsu Evi kembali bangkit. Evi berusaha mengimbangi gerakanku. Diangkatnya kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat membuat memeknya semakin menjengkit.

Dengan posisi Evi seperti itu, menyebabkan hujaman kontolku semakin dalam. Aku yang berusaha mencapai kenikmatan, merasa lebih nikmat dengan posisi Evi seperti itu. Demikian juga dengan Evi, kenikmatan yang dia peroleh perlahan membuat nafsunya semakin naik. Evi mengangkat dan menumpangkan kakinya dipundakku, sehingga selangkangannya lebih terangkat.

Aku memeluk kedua kaki Evi, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Aku merasakan jepitan memek Evi lebih terasa sehingga gesekan batang kontolku menjadi semakin nikmat. Aku semakin menghentakkan pinggulku ketika kurasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat kurasakan.

“Oooooohhhhhhhhh…” aku rebah menimpa tubuh Evi dan memeluknya, sambil menghujamkan kontolku sekuat-kuatnya. Mentok didalam sana sampai dasar liang senggama Evi dan berteriaak panjang, “aaaaaaaaahhhhhhhh… esssshhhhh… akuuuu… keluuuuaaaarrrrr Viiiii… aaaahhhhhhhhhh…!!!” aku berteriak.

“Aaaaaahhhhhh… Eviiii juuuugaaaaaa… keellluuaaaarrrr… laaggggii…!!!” jerit Evi untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut. Evi mendekapku erat, aku ambruk di atas tubuh montok Evi. Kontolku masih berada di liang senggama Evi. Keringat mengucur dari tubuh kami berdua. Nafas kami saling memburu.

Croootttt… croooottt… croooottt… sssrrr… sssrrr… sssrrr…

Kontolku menyemprotkan pejuh banyak sekali kedalam memek Evi yang dalam waktu hampir bersamaan memeknya juga menyemburkan cairan orgasmenya. Kami berdua saling berdekapan.

“Makasih Pak, makasih. Luar biasa nikmatnya kontol bapak… Evi puas banget” kata Evi terbata-bata diantara nafasnya yang memburu. Kami sibuk mengatur nafas masing-masing. Evi mendekapku erat, aku ambruk keatas tubuh montok Evi yang catik itu. Pelan-pelan kulepaskan kontolku yang mulai melemas dari memek Evi. Tubuh kami yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.

Tak sampai sepuluh menit kami saling berdekapan, batang kontolku yang telah lepas dari lubang memek Evi mulai dirabai dan diremas-remas kembali oleh tangan Evi. Rupanya Evi sudah ingin dientot lagi.
Cerita Sex Dewasa Sekretaris

Aku tersenyum, “lembur nih malam ini!” kataku dalam hati. Memang Evi sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan yang ada untuk bercinta sebanyak mungkin denganku.

Begitu pula denganku yang tak bosan2nya menikmati memek Evi yang benar2 nikmat. Sehingga kami berdua ingin terus berpacu merasakan kenikmatan persenggamaan berdua.

Evi mendekati tubuhku lalu dengan penuh nafsu kontolku yang masih berlepotan pejuhku dan cairan orgasmenya, dia kulum. Kontolku tersebut dikenyot-kenyot didalam mulutnya sambil tangannya meremas-remas biji pelirku. Mendapat rangsangan tersebut, kontolkupun mulai tegak dan ngaceng kembali.

Setelah kontolku cukup tegang, kemudian Evi telentang disampingku. Ia mengakangkan pahanya lebar lebar, memperlihatkan belahan memeknya yang telah mekar tersebut. Evi sudah tidak sabar pingin buru-buru memeknya ditimpa kontol superku.

“Ayo Paaak…!!! En tot Evi lagi…!!! Udah gatel lagi nih memek Evi pingin digaruk lagi sama kontol Bapak…” Ujar Evi sambil mengusap usap belahan memeknya yang sudah mekar dan basah akibat nafsu birahinya yang sudah memuncak.

“Sabar Vi, aku capek banget…!!!” Ujarku sambil menarik nafas panjang. Aku memang capek sekali setelah mengalami pertempuran melawan Evi barusan. Kali ini aku mendapatkan lawan yang sebanding. Evi benar benar telah menguras tenagaku. Rupanya Evi yang sudah benar-benar dalam birahi tinggi tidak mau menerima alasanku.

“Ayo Paaakk…!!! Cepetan aku sudah kepingin dientot lagi…!!! Lihat nih memek Evi sudah mekar begini. Kalau Bapak biarkan terus begini, Evi bisa mati menahan nafsu birahi Evi…” Evi terus merengek rengek agar aku segera menimpanya.

Karena akupun juga sudah bernafsu ingin segera menimpa kembali tubuh bahenol Evi, maka akupun bangun dan merangkak di atas tubuh Evi yang sudah siap menerimanya. Aku menggosok gosokkan kepala kontolku dibelahan memek Evi.

“Ooohhh… Paaakkk… Evi sudah tidak tahan lagi. Buruan masukin kontolnya Pak. Ooohhh… sekarang Paaaakkk… Ssssshhhhh…” pinta Evi agar aku segera ngentoti dirinya.

Aku pun kemudian menempatkan kontolku agar posisinya tepat di atas lubang memek Evi. Lalu kutekan kontolku kedalam memek Evi yang disambut oleh Evi dengan mengangkat bokongnya. Dan… blessss… melesaklah kontolku yang bukan main besarnya itu kedalam memek Evi sampai mata Evi melotot menahan semua itu.

“Auwwww Paaaakkk… sssssshhhhh… enaaaak Paaakkk… oooohhhh…” Evi mulai mendesah sambil merem-melek menikmati tusukan kontolku.

“Ayo Paaaak… enjot yang kuat… Tusuk yang dalam… Ssshhh… mmmm…..” Evi memintaku untuk semakin cepat dan kuat mengenjotkan kontolku didalam memeknya.

Aku pun mengayun-ayunkan pantatku sehingga kontolku yang luar biasa gedenya itu menghujam bertubi-tubi diliang senggama Evi.

Keringat mulai mengucur membasahi tubuh kami berdua. Desahan nafas birahi kami berdua semakin memburu. Kepala Evi mendongak ke atas dengan disertai mata yang terpejam-pejam, menggeleng ke kiri ke kanan membuat rambutnya menjadi acak¬-acakan tak menentu.

Aku terus menggoyangkan pantatku turun naik ke atas ke bawah membuat kontolku terus keluar masuk liang senggama memek Evi. Evi yang berada di bawah tubuhku, mengimbangi gerakan keluar masuk kontolku tersebut dengan menggoyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, seperti penari striptease. Gerakannya sungguh erotis.

“Oooohh… ssshhhh… Uuuuhhh… nik… maaaat… sssshhhh… aaaahhhh…” desah Evi dengan mata terpejam-pejam. Sambil terus menggoyangkan pantatnya membuat batang kontolku serasa dipinjat-pijat dan diremas-remas didalam liang senggama memek Evi.

“Sssshhhh… Viiiii… ooooohhhh… Empotan memekmu… enak banget… ssshhhh… ooooohhhh…” akupun mengerang merasakan nikmatnya empotan memek Evi yang sungguh luar biasa nikmatnya.

Cleb… clob… cleb… clob… bunyi decak suara pergesekan kelamin kami berdua. Semakin memacu nafsu kami berdua.

Bibir memek Evi mengempot-empot mengikuti helaan kontolku yang menghujam keluar masuk memeknya sehingga lama-kelamaan bibir memek Evi itu akhimya tampak memerah dan mengkilat.

Hal tersebut juga terjadi pada batang kontolku yang keluar masuk di dalam liang senggama memek Evi, batang kontolku yang terjepit erat oleh sempitnya liang senggama memek Evi membuat batang kontolku tampak memerah dan berkilat licin seperti telah diberi pelumas.

“Ssssshhhh… Paaaakkk… Enaaaaak… enjot yang cepat Paaaak…” rengek Evi sambil terus mengempot-empotkan otot memeknya. Aku pun menjadi blingsatan karena remasan otot memek Evi sehingga enjotanku menjadi makin cepat dan makin keras.

“Iya… gitu… ooooohhh… Paaaaak… aduuuuuh… enak banget Paaaak… terus Paaaaak… terasa banget gesekan kontol Bapak di memek Evi, nancepnya dalem banget… terus Pak… yang cepat… sssshhhh… aaaahhhh…” kata Evi terengah-engah keenakan. Aku mempercepat enjotan kontolku membuat Evi menjadi semakin liar, pantatnya menggelinjang saking nikmatnya dan Evi terus merintih kenikmatan sampai akhirnya dia tidak dapat menahan lebih lama,

“Paaaak… Evi gak tahan lagi Paaaaak… Evi keluuuaaarrr Paaaaak… aaaaahhhhh…!!!” jerit Evi. Tubuhnya mengejang. Dengan nafas yang terengah engah.

Seerr… seeerr… seerrrr… seeeeerrrr… memek Evi kembali menyemburkan cairan orgasmenya banyak sekali membasahi batang kontolku. Terasa olehku memek Evi berkedut-kedut kuat sekali meremas kontolku yang masih keras itu. Evi memeluk tubuhku erat-erat sementara kontolku masih tetep nancep di memeknya.

Evi menikmati enaknya orgasme oleh enjotan kontol Aku. Aku menahan gerakan kontolku di dalam memek Evi. Aku membiarkan Evi menikmati orgasmenya. Pelan pelan tubuh Evi lunglai, lemas. Sehingga pelukannya pun makin melemah.

Setelah kurasa cukup memberi kesempatan bagi Evi untuk menikmati orgasmenya, aku mulai menarik kontolku perlahan-lahan. Tampak bibir memek Evi monyong mengikuti tarikan batang kontolku.

Kemudian aku mendorong kontolku kembali perlahan-lahan kedalam liang senggama memek Evi. Bibir memek Evipun ikut terdorong bersama kontolku. Perlahan-lahan aku tarik kembali kontolku lalu aku dorong kembali.

“Enak Vi?” tanyaku menggoda Evi yang sedang menikmati sodokan kontolku di memeknya.

“Oooohhhh….. Enaaaaak banget Paaaak…” jawab Evi. Aku mengenjotkan kontolku semakin cepat sambil meremas payudara Evi.

“Aow… Paaaaak…!!!” jerit Evi lirih, ketika kontolku kembali menghunjam memeknya. Cengkraman memek Evi terasa erat sekali pada kontolku yang besar dan panjang. Kontolku keluar masuk memek Evi dengan cepat dan keras.

“Ouuuhhhh Pak… terus Paaaaak… tusuk yang kuat… Paaaaak… Evi mau nyampe lagi Pak…!!!” teriak Evi. Aku mempercepat enjotanku.

“Paaaaak!!! Aku keluaaaarrr lagiiiii… aaaaahhhh…!!!” jerit Evi saking nikmatnya.

Seerr… seeerr… seerrrr… seeeeerrrr… memek Evi menyemburkan cairan orgasmenya. Memek Evi mengejang-ngejang ketika dia mendapatkan orgasmenya.

Setelah beristirahat sejenak, menyadari bahwa aku masih belum ada tanda2 mau keluar. Evi berdiri sehingga kontolku terlepas dari jepitan memek Evi.

“Pak, gantian Evi yang service Bapak, Evi main di atas, ya?” kata Evi sambil mengurut-urut kontolku.

Tanpa menjawab, aku pun merebahkan diriku dan kemudian Evi menduduki tubuhku. Kedua paha Evi dibuka lebar2 di atas selangkanganku. Liang memek Evi tepat di atas kontolku. Evi menggenggam batang kontolku yang masih tegak sempurna.

Pelan2 Evi menggosok-gosokkan kepala kontolku kebelahan memeknya yang sudah agak kering, karena sebelumnya telah dia lap dengan handuk. Saat kepala kontolku bergesekan dengan itilnya, Evi terasa geli-geli nikmat.

Pelan2 Evi menurunkan pantatnya ke bawah. Bleeessss….. Kontolku pun amblas tertelan lubang memek Evi yang hangat dan lembut. Terasa nikmat bukan main. Evi pun merasakan kenikmatan tersebut. Matanya merem melek merasakan kenikmatan tersebut.

Dalam posisi WOT Evi jadi lebih leluasa mengontrol keluar masuknya kontolku dalam memeknya. Dan Evi pun juga lebih leluasa memainkan otot-otot liang senggama memeknya sehingga empotan memeknya lebih terasa olehku sehingga membuat aku merintih-rintih.

“Viiii, memekmu nikmat sekali Viiiii… peret banget, kerasa sekali cengkeramannya. Empotannya bikin kontolku serasa diisap-isap didalam memekmu… Aaaahhh… Viiiiiii… Enaaaaakkkk…” eranganku merasakan enaknya jepitan dan empotan memek Evi pada kontolku sehingga memberikan kenikmatan yang luar biasa rasanya.

Evi menaik turunkan pantatnya sambil menggoyang dan memutar-mutarkan pantatnya, sehingga kontolku keluar masuk liang senggama memeknya. Aku meremas- remas kedua payudara Evi. Dengan posisi WOT, Evi merasakan lebih nikmat karena dia bisa mengarahkan gesekan kontol besarku ke seluruh bagian memeknya termasuk itilnya.

Akibat goyangan Evi dan empotan dalam memeknya, membuat aku tidak tahan lagi untuk segera menembakkan pejuku, kepalaku menggeleng-geleng menahan nikmat dan sebentar lagi tampaknya pejuku akan keluar. Dan ternyata benar, aku memberikan aba-aba pada Evi bahwa aku akan keluar.

“Viiiiiiiii… nikmat banget Viiiiii… aku mau keluar… sssshhhh… aaaahhh…” desisku.

“Tahan Pak. Kita keluar sama-sama Pak. Sssshhhh… oooohhhhh… Evi juga mau nyampe lagi…” rintih Evi sambil mempercepat goyangan pantatnya. Evipun merasakan sebentar lagi juga akan mendapatkan orgasmenya kembali.

“Aaaaahhhhh… Viiiiiii… aku keluaaarrrr…!!!” Aku mengerang hebat sambil menekan kuat-kuat pantat Evi kebawah lalu menahannya sehingga kontolku amblas seluruhnya dalam liang senggama memek Evi. Crot… Croott… Crooottt… menyemburlah pejuku dalam memek Evi banyak sekali. Bersamaan dengan itu, Evipun kembali mendapatkan orgasmenya.

“Aaaaahhhh… Paaaaak… aku juga keluuuuaaaarr…!!!” jerit Evi. Memeknya berkedut-kedut. Ser… seerr… seerrr… memek Evi menyemburkan kembali cairan orgasmenya. Pejuku dan lendir memek Evi bercampur menjadi satu membanjiri memek Evi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas di atas tempat tidur. Evi tengkurap di atas tubuhku.

“Makasih Pak. Bapak kuat banget mainnya. Evi berkali2 nyampe bapak baru keluar, udah gitu kontol Bapak terasa sekali gesekannya, abis gede banget dan panjang lagi” kata Evi sambil mencium bibirku.

“Sama2 Vi, aku juga sangat puas sekali, nikmat banget ngentotin kamu, memek kamu enak banget, sudah peret, empotannya bikin gak tahan terasa banget…” jawabku.

Setelah batang kontolku mengecil, Evi menarik pantatnya sehingga kontolku tercabut dari memeknya. Kontolku berlumuran lendir memek Evi dan pejuku sendiri. Dengan sisa – sisa tenaganya Evi membaringkan tubuhnya disampingku.

Evi terkapar lemas setelah puas mencapai puncak kenikmatan berulang kali. Akupun kemudian memeluknya sambil menikmati sisa-sisa kepuasan yang kedapatkan darinya. Gak terasa hari sudah hampir tengah malam akhirnya kami tertidur sambil berpelukan.

Tepat pukul empat pagi, alarm dari HPku berbunyi. Setiap hari aku memang memasang alarm tepat pukul empat pagi agar aku punya banyak waktu untuk siap-siap ke kantor, karena jarak dari rumahku ke kantor lumayan jauh. Mendengar bunyi alarm, aku terbangun dari tidurku.

Dengan mata yang masih agak redup akibat bangun dari tidur, aku melihat tubuh bugil Evi disampingku. Pandanganku begitu nanar ketika menatap kearah selangkangan Evi. Bukit memeknya membukit indah dan bibir memeknya ditutupi oleh lebatnya bulu2 jembut yang hitam keriting. Sementara di dadanya menggantung dua payudara besar yang padat dan sekal dengan putingnya yang besar berwarna coklat kehitaman.

Melihat pemandagan tersebut, seketika nafsuku bangkit. Perlahan aku mulai menjilati kedua payudara tersebut, bergantian puting kiri dan kanannya kuisep dan kukulum. Merasakan ada yang mengerjai kedua payudaranya, Evi perlahan membuka matanya. Begitu dilihatnya aku sedang menjilati kedua payudaranya, dia tersenyum dan ketika kusedot putingnya agak keras dia melenguh.
Mister Sange – Cerita Sex Dewasa Terbaru

“Oooooohhhh… Pak… terus isep putingnya Pak… enak Pak…” tangan Evi memegang belakang kepalaku dan ditekannya kepalaku sehingga mulutku menekan kuat pada payudaranya. Akibat jilatan dan sedotanku pada kedua puting payudara Evi, puting payudara tersebut lama kelamaan menjadi membesar dan mengencang.

Tiba-tiba Evi membalikkan tubuhku sehingga kini tubuhnya berada di atas tubuhku. Kemudian dia menggeser kebagian bawah tubuhku sehingga kepalanya berada diantara selangkanganku. Dengan cepat tangannya mulai memegang kontolku yang masih lembek dan kemudian mengocoknya dengan lembut.

“Kontol Bapak memang luar biasa… belum ngaceng aja sudah segede ini. Pantas saja memek Evi terasa penuh ketika kontol Bapak masuk dalam liang memek Evi” kata Evi.

Akibat kocokan dan elusan tangan Evi tersebut, kontolku perlahan-lahan mulai ngaceng dan mengeras. Kemudian Evi menjilati kontolku. Aku mulai menggelinjang dan melenguh. Kontolku keluar masuk dalam mulut Evi.

Gerakanku pun semakin tidak karuan juga. Semakin cepat dan kuat Evi menghisap kontolku, maka aku pun semakin keras mengerang sambil tanganku mulai mengelus dan mengkobel-kobel memek dan itil Evi, sehingga memeknya mulai basah kembali.

Mulut Evi masih penuh dengan kontolku yang keluar masuk mulutnya. Sesekali tanganku juga meremas kedua payudara montok Evi sehingga dia merasa geli yang hebat. Evi melepas kontolku dari mulutnya, kemudian kontolku dikocok naik turun dan dihisap lagi berulang-ulang dan saat aku kegelian, aku kobel memeknya dalam dalam.

“Aaaaahh… Paaak… geli” kata Evi sambil melepaskan kontolku dari mulutnya.

“Vi, aku pingin ngentoti kamu dari belakang tapi kamunya berdiri sambil pegangan meja rias itu…” ajakku sambil menunjuk tempat yang aku inginkan dan tanpa banyak bicara, Evipun kemudian turun dari tempat tidur dan berdiri di depan meja rias dan akupun segera menyusulnya.

Aku peluk Evi dari belakang sambil memciumi punggungnya, perlahan-¬lahan Evi aku suruh menungging dengan kedua tangan berpegangan pada tepian meja rias. Disaat Evi sudah membungkukkan tubuhnya, kedua tanganku meremas-remas kedua payudaranya sambil menciumi leher dan punggungnya.

Kemudian kedua telapak tanganku berusaha semakin merenggangkan kedua belah paha Evi, sehingga kedua belah pahanya mengangkang lebar-lebar.

Sambil mengusap-usap permukaan bibir memek Evi, aku mendekatkan kepala kontolku yang sudah tegak dan keras tersebut ke permukaan bibir memek Evi. Perlahan-lahan kepala kontolku menguak bibir memek Evi dan disaat bibir memek itu sudah terkuak, lalu kepala kontolku kusodokkan ke dalam liang senggama memek Evi.

Sesaat setelah kurasakan kepala kontolku terjepit oleh bibir memek Evi, perlahan-lahan aku menekan pantatku ke depan sambil kedua tanganku memegangi pinggang Evi.

Bleeesssss….. kontolku yang besar dan panjang itu membelah bibir memek Evi dan menyelinap masuk liang senggama memek Evi sehingga membuat Evi menggeliat dan memekik pelan.

“Aaaaahhh… Ssssshhh… Ooooohhhh…” suara Evi dengan kepala mendongak ke atas dan matanya terpejam.

“Uuuuukkhhhh… uuufhhh…” suaraku serak-serak parau. Pantatku bergerak perlahan-lahan semakin kutekan semakin dalam batang kontolku masuk kedalam liang senggama memek Evi.

Lambat laun akhirya semua batang kontolku amblas masuk tanpa tersisa lagi dalam liang senggama memek Evi, sampai bulu jembutku bertemu bulu jembut Evi. Bukan main nikmatnya perasaanku ketika kontolku amblas seluruhnya ke dalam liang senggama memek Evi. Evi menggeliat-geliat tak menentu, mendesah-desah dan tubuhnya terasa bergetar hebat.

Desah nafas kami berdua semakin terdengar. Tubuh kami berdua mulai basah terguyur oleh kucuran air keringat. Pantatku yang berada di belakang Evi yang membungkuk memegang tepian meja rias tersebut, terus bergoyang maju mundur.

Kedua tanganku memegang erat pinggang Evi. Sedangkan Evi mengimbangi hempasan pantatku yang maju mundur dengan cara memutar-mutar pinggulnya dan menggoyang ke kiri dan ke kanan. Gerakannya tampak erotis sekali.

“Oooohhh… sssshhhh… aaaaahhhh…” desah suara Evi tak henti-henti dengan kedua matanya terpejam-pejam, sedangkan kepalanya yang terdongak ke atas bergerak ke kiri dan ke kanan, merasakan kenikmatan yang luar biasa.

“Oooohhh… aaaaahh… uuukhh… eesst… uuufffh…” suaraku dengan kepala terdongak ke atas langit-langit bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti helaan pantat Evi yang maju mundur itu.

Jleeb… jlob… jleeb… jlob… jleeb.. jloob… suara pergesekan dinding kontolku yang menghujam keluar masuk di antara banyaknya cairan yang kian membanjir membasahi liang senggama memek Evi. Licin dan hangat terasa bagian dalam liang senggama memek Evi tersebut.

Tidak ada kenikmatan lain, selain kenikmatan yang kami rasakan saat itu. Saat aku menyodokan kontolku kedalam memek Evi, Evipun menyambut dengan menghentakkan pantatnya kebelakang.

Evipun tidak henti-hentinya menggoyang dan memutar pantatnya sehingga kontolku yang berada didalam liang senggama memeknya terasa dipijit dan diperas-peras oleh dinding-dinding liang senggama memek Evi.

Setelah berkali-kali liang senggama memek Evi kemasukan kontolku, kini memeknya telah beradaptasi dengan besarnya kontolku. Sehingga kali ini Evi dapat mengendalikan orgasmenya agar tidak cepat sampai. Akupun juga tidak ingin buru-buru ejakulasi. Aku ingin berlama-lama menikmati legitnya liang senggama memek Evi.

Setelah tiga puluh menit bertarung, barulah aku mulai merasakan adanya perubahan pada Evi. Tubuhnya semakin terasa menegang. Kedutan memeknya terasa semakin kencang.

“Oooohhhh… Paaaaak… sssshhhh… Evi gak tahan Paaaaak… Evi mau nyampai Paaaaak… sssshhhh… aaaahhhhh…” erang Evi.

“Aku juga Vi… ssshhhh… oooohhhh… nikmatnyaaaaa…” Akupun mengerang merasakan nikmatnya persetubuhan tersebut.

Aku merasakan adanya denyut-denyut sel yang bergerak ke ujung kepala kontolku. Akupun semakin memperkuat hempasan pantatku yang maju mundur. Sedangkan dari depan, Evi semakin mempercepat goyangan pantatnya yang tak ubahnya bagai seorang penari striptease, sehingga bunyi decakan akibat pergesekan kedua klamin kami semakin terdengar keras.

Jleeb… jlob… jleeb… jlob… jleeb.. jloob… bunyi tersebut seakan memberikan semangat dan rangsangan bagi kami berdua untuk cepat-cepat mencapai puncak orgasme. Dan tak lama setelah itu tubuh kami berdua semakin terasa menegang.

Hempasan pantatku yang maju mundur semakin cepat dan kuat, sehingga batang kontolkupun semakin cepat keluar masuk liang senggama memek Evi dan menusuk dalam-dalam liang senggama memek Evi.

“Oooohhh… Paaaaak… Evi keluuuaaarrr… sssshhhhhh… aaaahhhh…!!!” rintih Evi setengah memekik. Tubuhnya mendadak tegang, dengan kepala menghadap ke atas dan bersamaan dengan itu cairan orgasmenya memancar keluar dari liang memeknya.

Ser… Seeeeeer… Seeeer… semburan cairan hangat dan kental seketika memenuhi rongga di liang senggama memeknya. Setelah itu tubuh Evi nyaris terjerembab jatuh karena lemas akibat orgasme yang baru saja dia alami.

Aku dengan cepat memegang kuat bagian pinggang Evi. Sementara itu akupun merasakan ejakulasiku sudah semakin dekat, maka aku semakin mempercepat keluar-masuknya batang kontolku di liang senggama memek Evi dengan mempercepat hempasan pantatku maju mundur.

Akibat banjirnya liang senggama memek Evi oleh cairan orgasmenya, semakin mudah bagi kontolku untuk keluar masuk memeknya. Dan tak lama setelah itu tiba-tiba tubuhku terasa tegang.

“Viiiiii… aku keluuuaaaaar… sssshhhh… aaaaahhhhh…!!!” aku memekik.

Croott… crot… croot… crooot… pejuku muncrat semakin memenuhi rongga liang senggama memek Evi yang baru saja tersiram oleh cairan orgasmenya sendiri.

Dan ketika semburan pejuku yang memancar keluar dari kontolku berhenti, tiba-tiba tubuhku yang semula tegang mendadak menjadi lemas tak berdaya. Aku peluk erat-erat tubuh Evi yang sama-sama lemas akibat orgasme yang dialaminya.

Desah nafas kami berdua terdengar jelas ditelinga kami masing-masing dan keringat yang menguncur deras membahasi tubuh kami berdua yang sedang menikmati sisa-sisa orgasme kami masing-masing.

Setelah istirahat beberapa saat lamanya dan ketika tubuh kami mulai terasa agak segar, kami berdua bergerak naik ke atas ranjang agar kami dapat beristirahat dengan nyaman dari semua rasa lelah. Tubuh Evi yang montok tersebut aku dekap erat-erat.

Tidak sampai sepuluh menit, Evi kembali menggenggam batang kontolku yang masih layu tersebut lalu dikocok-kocok dengan lembut kontolku tersebut beberapa kali. Dan tak lama batang kontolku terasa berdenyut-denyut mengeras dan kemudian tegak ngaceng kembali.

Kontolku yang besar dan panjang tersebut diguncang-guncangkan oleh Evi dan mulai membentur bagian permukaan memek Evi yang berbaring berhadap-hadapan denganku. Kemudian kontolku diulas-ulaskan ke bagian permukaan memeknya.

“Ukhhh… aaakhhh…” desahku ketika kepala kontolku terasa ngilu tersentuh bebuluan yang rimbun di sekitar permukaan lubang memek Evi.

“Eeessst…..” desah Evi ketika merasakan bibir memeknya teroles kepala kontolku yang besar. Mata Evi terpejam-pejam menahan nikmat. itilnya terasa berdenyut-denyut dan memeknya mulai basah oleh lendir memeknya.

Tiba-tiba Evi bangkit dari tidurnya. Lalu sambil mengocok-ngocok batang kontolku dengan telapak tangannya, dan kemudian melangkahi tubuhku yang terbaring dibawah tubuhnya. Sambil mengarahkan lubang memeknya ke bagian kepala kontolku yang tegak menghadap ke atas itu, perlahan-lahan Evi menurunkan pantatnya ke bawah.

Bleeeeesssss….. batang kontolkupun melesak kedalam liang senggama memek Evi yang terasa licin akibat cairan yang keluar dari memek Evi sehingga memudahkan masuknya batang pelirku kedalam liang memeknya tersebut.

“Ooouuuwww… eeessst… uuufhhh” desah Evi dengan kedua belah mata terpejam di kala merasakan batang kontolku yang masuk semuanya diliang senggama memeknya sampai menyentuh dinding rahimnya ditambah lagi bibir memeknya yang tergesek bebuluan yang ada di sekitar pangkal kontolku.

“Uuuuufhhh… akhhhh… eeeesssst…” erangku di kala aku merasakan remasan lembut dinding-dinding liang senggama memek Evi. Empotannya sungguh luar biasa nikmatnya. Tak terbayangkan betapa nikmat rangsangan yang dirasakan kami berdua ketika itu.

Namun semua itu belum membuat kami untuk segera mencapai puncak kenikmatan. Perlahan-lahan Evi mengengkat pantatnya sehingga pantatnya yang menempel di pangkal kontolku yang penuh dengan bulu-bulu jembut tersebut terangkat naik sehingga batang kontolkupun perlahan-lahan keluar dari liang memek Evi hingga sebatas bagian kepala kontolku yang masih tejepit di bagian bibir memeknya.

Kemudian Evi langsung menghempaskan kembali pantanya kebawah sehingga batang kontolkupun masuk kembali kedalam liang senggama memek Evi sedalam-dalamnya hingga pantatnya menindih pangkal kontolku. Dengan cara menaik-turunkan pantatnya Evi terus mengocok batang kontolku didalam liang senggama memeknya.

Decak-decak suara becek akibat kontolku yang keluar masuk liang senggama memek Evi yang mulai banjir dengan cairan memeknya mulai terdengar lagi. Bunyi suara becek tersebut membuat kami semakin bergairah.

Gerakan Evi yang mengangkat dan menurunkan pantatnya ke atas dan ke bawah, lama kelamaan membuat sekujur tubuhnya kembali basah oleh keringat. Nafas Evi tersengal-sengal, kepalanya tertatap menghadap ke atas dan kedua belah matanya terpejam.

Kedua payudara Evi yang besar tersebut bergerak-gerak naik turun mengikuti gerakan tubuhnya yang sedang menaik-turunkan pantatnya. Dengan gemas kemudian kedua tanganku meremas-remas kedua payudara Evi tersebut sambil sesekali memilin-milin putingnya dengan jari-jari tanganku.

“Ooouww .. eesst… Aukhhh… uuufhh… eeeesssst…” Evi mendesah hebat ketika merasakan sentuhan hangat batang kontolku yang menggesek dinding liang senggama memeknya dan remasan tanganku dikedua payudaranya serta pilinan jari-jari tanganku pada puting payudaranya. Bukan main nikmat yang dirasakan Evi ketika itu.

“Aaauukhhh… Eeesst… aakhh…. Eekhhh… oooouuuuwww…” rintihku merasakan nikmatnya jepitan memek Evi yang terus-menerus mengempot menyedot-nyedot kontolku didalam liang senggama memeknya. Sungguh memek Evi, sekretaris baruku yang bertubuh padat, sekal dan montok itu betul memberikan sensasi kenikmatan yang sangat hebat kepadaku.

Waktu semakin beranjak. Evi terus memacu tubuhnya naik turun di atas tubuhku yang terlentang dibawahnya. Tubuh Evi meliuk-liuk bagai penari erotis. Cairan memeknya kian banyak keluar membuat liang senggama memeknya menjadi semakin licin sehingga memperlancar gerakan kontolku yang keluar masuk liang senggama memeknya.

Cloook… cleeek… Cloook… Cleeek… bunyi suara pergesekan dinding kontolku dengan dinding liang senggama memek Evi yang semakin becek akibat banjir oleh cairan memeknya yang terus keluar dari memeknya. Bunyi decak-decak tersebut sungguh merangsang.

Keringat yang membasahi tubuh Evi semakin lama semakin banyak. Degub jantung Evi yang semakin kencang tersebut membuat dadanya berguncang-guncang. Nafasnya tersengal-sengal. Sungguh membuat aku benar-benar puas pagi ini.

“Oouuww… Akhhh… Eeessst… Eviiiii gak tahan Paaaaak… Uuukhh… eeekhhh… nikmaaaaattt… Evi mau nyam…pai lagi Paaaaak… Eeeesssttt…” desah Evi. Suaranya serak-serak parau akibat menahan rangsangan birahi yang semakin meningkat dan matanya terpejam-pejam menikmati kenikmatan yang amat sangat.

Waktu menunjukkan pukul lima pagi. Evi masih berada di atas perutku. Tubuhnya tampak sudah sangat basah oleh kucuran keringat. Rambutnya awut-awutan tak menentu. Gerakan naik turun tubuh Evi mulai melemah. Melihat Evi yang berada di atas perutku tampak sudah mulai kecapekan, lalu aku meminta Evi mencabut kontolku dan menyuruhnya untuk membaringkan tubuhnya dengan posisi miring membelakangi tubuhku.

Sambil meremas kedua belah payudara Evi aku mengangkat kaki kiri Evi kemudian aku menempatkan tubuhku diantara kedua kaki Evi sehingga kaki kiri Evi kini berada dipundakku. Sambil menggenggam batang kontolku dan mengarahkan kepala kontolku sehingga tepat berada di permukaan lubang memek Evi yang terkuak itu, aku mengambil ancang-ancang dan kemudian aku tekan pantatku.
Mr. Sange – Cerita Sex Atasan dan Sekretaris

Bleeeeessssss….. batang kontolku kembali menyeruak membelah celah diantara bibir memek Evi. Melihat batang kontolku masuk kedalam liang senggama memek Evi menambah aku semakin terangsang dan dengan penuh gairah aku tekan kuat-kuat pantatku sehingga kontolku amblas seluruhnya masuk ke dalam liang senggama memek Evi.

Evipun merasakan nikmat yang tiada tara di saat pelupuk dasar lubang memeknya tersentuh oleh kepala kontolku. Ditambah lagi dengan posisi senggama seperti itu membuat liang memeknya menjadi semakin sempit sehingga gesekan batang kontolku semakin terasa banget didingding liang senggama memeknya.

“Oooohhhkhh… eesssst… Paaaaak… nikmaaattt… baaangeeet… Evi gak kuat Paaaaak… Eeeesssst… aaaaakkkhhh…” desis Evi dengan kepala menggeleng ke kanan dan ke kiri serta matanya terpejam-pejam.

“Aaakhhh… eeessstt… Viiiii… eeenaaak Viiii… Ooooohhh…” akupun mengerang merasakan kuatnya jepitan dan empotan liang senggama memek Evi.

Aku menarik keluar batang kontolku dari dalam liang memek Evi hingga tinggal menyisakan kepala kontolku yang masih terjepit bibir memek Evi. Setelah itu perlahan-lahan aku tekan lagi pantatku ke depan sampai batang kontolku kembali amblas masuk seluruhnya didalam liang memek Evi.

Lalu batang kontolku aku tarik lagi perlahan-lahan dan kemudian aku tekan lagi sampai amblas. Sementara itu tanganku mulai meremas-remas payudara Evi yang membuat Evi menggeliat dan merintih hebat.

“Ooouuww… uuufhhh… eeessst… Evi keluuaaarrr… Aaaaakkkhhh…!!!” jerit Evi dengan muka tegang menatap ke arahku.

Tangan Evi menekan kuat-kuat pantatku sehingga batang kontolku masuk seluruhnya di liang senggama memeknya yang berkedut-kedut akibat orgasme yang dialaminya. Ser… seerr… seerrr… cairan orgasmen Evi menyemprot dengan derasnya memenuhi liang senggama memeknya.

Mendengar rintihan Evi tersebut, aku semakin memperkuat hujaman pantatku dan semakin kuat meremas-remas payudara Evi. Aku betul-betul merasa gemas dan geram menghadapi kemolekan tubuh Evi tersebut. Mendapat serangan dariku, membuat gairah Evi langsung bangkit kembali.

“Ooohhhh… Aaaaahhhhh… Enaaaakkk… teruuuuusssss Paaaaak… sodok yang kuat memek Evi Paaaaak… ssssshhhhh… aaahhh…” rintih Evi dengan tensi birahi yang semakin tinggi.

Aku semakin memperkuat seranganku dengan menghujami liang senggama memek Evi dengan batang kontolku. Evi menggoyang-goyangkan pantatnya mengimbangi setiap tusukan kontolku.

Creeekkk… croookkk… creeekkk… croookkk… bunyi decak-decak pergesekan antara batang kontolku dengan diding liang senggama memek Evi semakin terdengar keras. Seakan menyemangati kami berdua.

Aku semakin memperkuat dan mempercepat enjotan kontolku di liang senggama memek Evi. Sedangkan Evi dengan sebelah kaki berada dipundakku mengimbangi helaan dan hempasan pantatku dengan menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga pergesekan dinding-dinding kontolku dan dinding-dinding liang senggama memek Evi terasa begitu nikmat kami rasakan.

Waktu terus beranjak. Keadaan semakin memuncak tinggi. Tubuh kami berdua sudah tak karuan. Rambut acak-acakan, tubuh basah oleh keringat yang terus mengalir. Tubuhku terasa semakin bergetar hebat.

Akupun merasakan kalau sebentar lagi akan mencapai puncak orgasme. Aku mengenjot kontolku semakin cepat dan kuat. Sel-sel yang berada di tempat persembunyiannya, tiba-tiba terasa bergerak menuju ujung kepala kontolku.

Dengan sekali hentakan aku sodokkan kontolku kuat-kuat diliang senggama memek Evi hingga mentok dan terasa menyentuh dinding rahim Evi. Crooot… Crooot… Crooooot… menyemprotlah pejuku yang kental dan hangat didalam liang senggama memek Evi.

“Ooooohh… Viiiii… aku keluuuaaaaar…!!!” teriakku.

Di saat Evi merasakan adanya muntahan dan deyut-denyut kontolku di dalam liang senggama memeknya, sambil menarik pantatku dengan kedua tangannya, Evi langsung menggoyang-goyangkan pantatnya menggiling-giling batang kontolku yang masih menancap di dalam liang senggama memeknya. Tubuh Evi semakin menegang kencang. Denyut-¬denyut memeknya terasa sangat kuat.

“Paaaaak… Eviiiii… keluaaaaarrrr… Aaaaahhhh…!!!” jerit Evi. Tubuhnya bergetar hebat merasakan orgasmenya yang kesekian kalinya dipagi ini. Ser… seerr… seerrr… kembali cairan orgasmenya menyembur memenuhi liang senggama memeknya bercampur dengan cairan pejuku.

Akibat terlalu banyaknya cairan diliang senggama memek Evi sehingga tidak tertampung lagi di dalam liang senggama memeknya sehingga cairan yang berwarna putih keruh tersebut meleleh keluar dari memek Evi.

Tak terbayangkan kenikmatan yang kami rasakan saat itu. Bagai terdampar di pantai surga. Aku melepaskan kaki Evi yang masih menggantung di pundakku. Begitu kaki Evi turun, dengan sedikit memutar pantatku, tubuhku ambruk menghimpit tubuh Evi. Tubuh kami saling berhimpitan. Evi memeluk erat2 tubuhku.

Terdengar nafas kami berdua terengah-engah, kedua tubuh kami seolah menyatu, tubuh kami berdua basah oleh keringat kami berdua, senyum kepuasan menghiasi kami, kami berdua betul-betul merasa puas dengan persetubuhan pagi ini, kami berdua terkapar kelelahan kehabisan tenaga. Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, aku mencabut kontolku dari memek Evi, lalu aku berbaring disisinya.

“Terima kasih Vi, akhirnya kesampean juga aku ngentoti kamu. Sejak pertamakali melihatmu dulu, kontolku langsung ngaceng pingin ngentot denganmu. Perempuan dengan kumis tipis sepertimu pasti memiliki nafsu sek yang tinggi dan ternyata memang benar. Nafsumu memang benar-benar tinggi. Kalau saja aku gak rajin olah raga dan menjaga staminaku, sudah pasti aku akan kedodoran melayani kamu. Aku puas banget, ngentot dengan kamu nikmat banget” kataku sambil mengelus2 pipi Evi.

“Sama-sama Pak, dientot sama Bapak nikmat banget. Evi puas banget. Seumur hidup Evi baru dengan Bapak Evi benar-benar merasakan nikmatnya ngentot” balas Evi. Sambil menciumi pipiku, Evipun berulangkali bilang bahwa dia sangat puas ngentot denganku.

Bahkan dia bilang, “Pak boleh gak kalau lain waktu Evi ingin dientot lagi”

“Boleh. Kapan saja Evi kepingin hubungi saja aku. Lagian aku juga ketagihan dengan jepitan dan empotan memek kamu” balasku sambil tersenyum.

Jam telah menunjukan pukul 6 pagi. Karena hari ini kami harus kembali ke Jakarta, akupun bangkit dari tempat tidur menuju ke kamar mandi yang segera diikuti oleh Evi.

Kontolku yang mulai mengkerut, tampak mengkilat karena cairan orgasme Evi yang bercapur dengan cairan pejuku. Begitu pula dengan memek Evi. Saat dia berdiri dari lubang memeknya terlihat cairan putih keruh mengalir perlahan. Di kamar mandi, kami berdua membersihkan diri kami masing-masing.

Setelah membersihkan diri, aku mulai mengenakan pakaian. Sementara dengan berbalut handuk sambil menjinjing pakaiannya, Evi minta ijin kembali ke kamarnya sendiri. Namun sebelum melangkah menuju kamarnya sekali lagi Evi mencium lembut pipiku.

“Terima kasih Pak, atas semua kenimatan yang telah Bapak berikan ke Evi” bisik mesra Evi ditelingaku lalu pergi menuju ke kamarnya.

Setelah sarapan pagi dan beres-beres barang bawaan kami masing-masing, tepat pukul 9, Aku dan Evipun kembali lagi ke Jakarta. Dalam perjalanan aku merasa betul-betul beruntung dapat menikmati kepuasan bersetubuh sampai beberapa kali dengan Evi.

Sementara nampaknya Evipun merasa puas juga dientot kontolku yang gede dan panjang ini, yang membuat dia memperoleh orgasme berkali-kali. Sungguh pengalaman yang tak pernah aku lupakan.

Sudah seminggu lebih sejak persetubuhanku yang pertama dengan Evi di Bandung berlalu. Namun rasanya masih membekas sehingga timbul keinginan untuk mengulangnya. Saat aku lagi mengenang persetubuhan saat itu, tiba2 HPku berdering. Saat aku angkat ternyata dari Evi.

“Halo Vi, tumben nih malam2 telepon” sapaku

“Halo Bang… belum tidur?” balas Evi.

“Gak tahu malam ini aku gak bisa tidur…” jawabku dengan sedikit kaget karena tiba2 Evi menyebutku dengan sebutan Abang.

“Sama Bang. Evi juga gak bisa tidur. Evi teringat kejadian saat kita di Bandung minggu lalu” sambung Evi, “Rasanya kontol Abang masih mengganjal di memek Evi. Memek Evi jadi gatal ingin digaruk lagi sama kontol Abang yang gede itu” jelasnya.

Ternyata apa yang aku rasakan dirasakan juga oleh Evi. Sejak memeknya merasakan nikmatnya sodokan kontolku saat itu, kini memeknya terasa gatal ingin digaruk lagi dengan kontolku.

“Abang juga lagi mengenang nikmatnya empotan memek Evi saat menjepit kontol Abang” kataku, “Rasanya abang pingin ngentoti Evi lagi” sambungku.

“Ah Abang bisa aja. Memek Evi jadi basah nih Bang” kata Evi. Lalu sejenak kami saling terdiam di telepon. Tak lama kemudian Evi memecah kebisuan tersebut.

“Bang… besok malam mau gak ke rumah Evi? Evi ingin dientot lagi sama Abang” ajak Evi. Aku sangat senang, mendengar ajakan Evi tersebut. Kali ini Evi mengajakku untuk ngentot di rumahnya.

“Bang… Kebetulan besok kan hari Sabtu. Kita libur kerja. Pagi2 aku akan mengantar anakku ke neneknya dan aku akan minta pembantuku untuk menemaninya sehingga malamnya kita punya banyak waktu. Kita bisa ngentot sepuasnya” jelas Evi. Memeknya yang sudah seminggu lebih tidak dientot rasanya sudah amat gatal pingin digaruk sama kontol sehingga membuat dirinya tanpa malu2 memintaku untuk ngentoti dirinya di rumahnya.

“Oke… besok malam aku pasti datang. Sekarang kita istirahat agar besok stamina kita jadi fresh” kataku.

“Baik Bang… met bobok. Jangan lupa besok malam ke rumah Evi…” jawab Evi kemudian dimatikannya teleponnya.

Sebelum tidur, Evi membayangkan alangkah nikmatnya ngentot dengan diriku sepuasnya di rumahnya.

Sesuai permintaan Evi, Sabtu malam aku datang ke rumah Evi dengan menggunakan Taxi. Begitu masuk ke ruang tamu, aku langsung mencium mulut Evi dengan rakus dan ganas dan sebentar saja kami sudah telanjang.

Di sofa, aku berlutut menghadap memek Evi dan Evipun lalu merenggangkan kakinya untuk memudahkanku menjilati memek Evi. itil Evi tak luput dari jilatan lidahku. Lama juga aku mengerjai memek Evi dengan lidahku. Evi sangat suka saat memeknya aku jilati. Tak lupa aku menyedot-nyedot itil Evi. Sehingga akibatnya sebentar saja memek Evi sudah cukup basah.

Kemudian Aku berdiri dan kini giliran Evi yang berlutut menghadap kontolku yang besar itu. Evi mengulum dan menghisap batang kontolku. Sekitar 10 menit kemudian, Aku memegang bahu Evi mengajak untuk segera memulai persetubuhan ini.

Evi mendorong tubuhku sehingga kini aku terduduk di sofa. Batang kontolku tegak berdiri. Evi mengangkangkan kakinya sambil menghadap ke arahku. Tangan kirinya memegangi batang kontolku agar posisinya tepat di atas lubang memeknya. Setelah kepala kontolku tepat menempel di atas celah memeknya yang sudah sangat basah dan licin, Evi pun menurunkan pantatnya perlahan-lahan.

Sleeeeep….. Bleeeeeesssss….. Batang kontolku masuk lubang memek Evi.

“Ahhhh….. sssss….. mmmmm….. aaaaaaahhhh….. aaabbbaannnggg….. mmmm….. aaaaaaahhhh…..” desah Evi seiring batang kontolku yang terus menerjang masuk lubang memeknya menggesek-gesek dinding lubang memeknya hingga akhirnya batang kontolku amblas seluruhnya didalam lubang memeknya. Evi mendekapku erat2 sambil melumat bibirku dengan ganas. Memeknya berkedut-kedut. Itulah empotan memek Evi yang sungguh sangat nikmat rasanya.

Evi sangat menyukai ngentot dengan gaya seperti ini. Karena kontolku dapat masuk sedalam-dalamnya di lubang memeknya dan dia dapat mengontrol dan mengambil kendali sehingga dia dapat mengarahkan kontolku menggesek bagian-bagian sensitif di lubang memeknya.

Dan akupun dapat meremas dan menghisap teteknya. Tanganku juga dapat meremas-remas pantatnya. Dan dalam posisi tersebut, tanganku juga dapat dengan mudah menggesek-gesek itilnya. Semua itu semakin menambah kenikmatan bagi Evi.

Gerakankan pantat Evi semakin tidak beraturan, ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan. Terkadang Evi mengangkat pantatnya lalu menekan ke bawah kuat-kuat. Semua gerakan tersebut menimbulkan rasa yang sangat nikmat.

Aku mengimbangi gerakan Evi tersebut dengan mengisap-isap kedua tetek Evi secara bergantian. Tangankupun tidak tinggak diam, menggesek-gesek itil Evi sambil melumat bibirnya.

“Ahhh….. eeerrghh….. mmmm….. bang….. isap tetek Evi bang….. gigit-gigit putingnya bang….. oohhh….. ssssshhh….. mmmmm….. aaaaahhh….. eeerrrgh….. aaahhh….. ssshhhhh…..” Evi mengerang merasakan kenimatan sambil bergerak naik turun di atas pangkuanku dengan batang kontolku yang mengisi penuh lubang memeknya.

Kontolku yang besar dan panjang tersebut selalu membuat memek Evi pingin terus merasakan sodokan-sodokan nikmat kontolku. Membuat memek Evi senantiasa merindukan batang kontolku walaupun baru seminggu lebih aku entoti memeknya.

Gerakan pantat Evi semakin tak karuan. Akibat hisapan dan jilatan mulut dan lidahku di kedua tetek Evi secara bergantian serta gesekan antara itil dengan bulu jembutku membuat membuat pertahanan Evi bobol.

“Ohhh….. sssssshhhhhh….. nnniikkkmmaaattt….. bbaangg….. Evviii….. sammmpaaiii….. uuuuhhhh….. Eviiiiiii….. kkkeellluuuaarr….. bbbaannnngg….. oooohhh….. aaahhhh…..” Evi menjerit sambil menghentakan pantatnya kuat2 ke bawah sehingga batang kontolku terbenam dalam-dalam didalam lubang memeknya hingga menyentuh pangkal rahimnya.

Seeeerrrr….. seeerrr….. seerr….. cairan kenikmatan Evi menyembur membasahi batang kontolku yang berada didalam memeknya. Tubuh Evi menggelepar dan mengejang menahan nikmat yang luar biasa saat dia mencapai klimak. Lubang memek Evi berkedut-kedut dengan kuatnya. Batang kontolku serasa diremas dan dihisap-hisap didalam lubang memek Evi. Bukan main nikmatnya merasakan empotan memek Evi tersebut.

Setelah memberikan waktu istirahat sebentar buat Evi menikmati orgasmenya, aku minta Evi untuk mencabut kontolku dari dalam memeknya.

“Vi, aku pingin ngentoti kamu dari belakang” ajakku. Tanpa banyak bicara, Evipun kemudian menunggingkan pantatnya sambil tangannya berpegangan sandaran sofa dan akupun segera menyusulnya.
Mister Sange – Kumpulan Cerita Sex Terlengkap

Aku peluk Evi dari belakang sambil memciumi punggungnya, kedua tanganku meremas-remas kedua teteknya. Dari punggung, ciumanku pindah ke leher Evi. Kemudian kedua telapak tanganku berusaha semakin merenggangkan kedua belah paha Evi, sehingga kedua belah pahanya mengangkang lebar-lebar.

Dari belakang terlihat belahan memek Evi mengkilat akibat basah oleh cairan yang terus keluar dari memeknya akibat rangsangan nafsu birahinya. Evi menggoyang-goyangkan pantatnya saat aku mengusap-¬usap permukaan bibir memeknya dan menggosok-gosok itilnya.

“Buruan Baaaaaang….. sodok memek Eviiiii….. Baaaaaangggg….. Evi dah gak tahan pingin disodk lagi sama kontol Abang yang gede….. sssshhhh….. aaahhhhh…..” rengek Evi memintaku untuk segera menyodokkan kontolku ke dalam lubang memeknyai yang sudah sangat becek tersebut.

Aku mendekatkan kepala kontolku yang masih tegak dan keras tersebut ke permukaan bibir memek Evi. Perlahan-lahan kepala kontolku menguak bibir memek Evi dan disaat bibir memek itu sudah terkuak, lalu kepala kontolku kusodokkan ke dalam lubang memek Evi.

Evi yang sudah seminggu gak dientot, menggoyang-goyangkan pantatnya begitu merasakan batang kontolku menyeruak masuk lubang memeknya dan perlahan-lahan batang kontolku melesak masuk kedalam lubang memek Evi. Rongga memek Evi berkedut-kedut akibat merasakan kenimatan tersebut.

Kemudian aku mengayunkan pantatku maju mundur sehingga kontolku keluar masuk lubang memek Evi. Gerakan maju mundur pantatku kadang perlahan, kadang cepat. Sesekali aku mendiamkan seluruh batang kontolku di dalam lubang memek Evi sambil menikmati nikmatnya empotan didalam lubang memek Evi.

Kemudian aku enjot lagi kontolku perlahan-lahan lalu semakin cepat. Enjotan kontolku yang berirama didalam lubang memek Evi itu membuatkan nafas Evi terengah-engah. Aku terus mengayun pantatku maju mundur dengan mantap sehingga kontolku terus keluar masuk menyodok lubang memek Evi. Evi merasakan kenikmatan yang tak terkira.

“Oooohhhh….. aaabbbanngg….. Evvviiiii….. dah tak tahan…..” Evi mengerang merasakan kenikmatan enjotan batang kontolku membuat rongga memeknya seolah-olah menggenggam erat batang kontolku dan meremas-remas batang kontolku. Aku menghentikan enjotan kontolku didalam memek Evi untuk menikmati empotan memek Evi tersebut. Aku merunduk menjilat-jilat tengkuk Evi. Evi menggeliat kegelian.

CROK….. CROK….. CROK….. CROK….. terdengar bunyi yang tibul saat aku mengenjotkan batang kontolku didalam memek Evi yang makin becek dan licin.

“Ahhh….. ooohhh….. aaaabbbbaangggg….. nnnniiiikkkmaattnya….. eeerrghhh…..” Evi mengerang.

“Abanggg….. oohhh….. enjot yang kuuuaatttt….. baaaaang….. goyang baaaaang….. ssssshhhh….. ooooohhhh….. Evvviiiii….. keeeellluuuuaaaarr….. laggggiiiii….. aaaahhhhh…..” jerit Evi. Tubuhnya mengejang sambil menekan kuat2 pantatnya hingga pangkal kon toku menempel diantara bongkahan pantatnya yang bahenol.

Seeeerrrr….. seeerrr….. seerr….. cairan hangat menyembur dari dalam memek Evi. Evi kembali mencapai puncak kenikmatannya. Kedutan memeknya semakin kuat meremas-remas batang kontolku. Aku diamkan sebentar kontolku yang amblas seluruhnya didalam lubang memek Evi sambil menikmati nikmatnya empotan memek Evi.

Setelah itu menyadari bahwa ejakulasiku juga hampir sampai, aku langsung mempercepat enjotan kontolku didalam memek Evi. Seakan tahu bahwa aku akan segera mencapai ejakulasiku, Evi menggoyang-goyangkan pinggang dan pantatnya mengikuti enjotan kontolku.

“Oooohhh….. sssshhhhh…… aaahhh….. Viiiiiii….. abbaaaanggg….. gaakk tttaaahhannnn Viiiiiiiiiiii….. abbaaaanggg….. keeeellluuuuaaaarr….. aaaahhhhh…..!!!!!” Aku melenguh, dengan kuat aku hentakkan pantatku hingga pangkal kontolku membentur pantat bahenol Evi.

Croott… crot… croot… crooot… pejuhku menyemprot di dalam rongga memek Evi. Seketika rongga memek Evi dipenuhi oleh pejuhku yang hangat. Semburan pejuhku yang hangat dan pekat itulah yang Evi rindukan siang dan malam selama ini.

“Evi suka semprotan pejuh Abang didalam memek Evi. Apalagi barusan kita keluar bersamaan… nikmat banget Bang…..” ujar Evi saat istirahat melepas lelah setelah persetubuhan kami.

Evi bangun dan berjalan ke dapur mengambil air minum untuk kami berdua. Saat Evi melangkah menuju dapur, cairan pejuhku yang sudah bercampur dengan dengan cairan orgasme Evi mengalir keluar dari dalam memek Evi, meleleh ke pahanya. Evi menoleh dan melihat kearahku yang tersenyum melihat cairan tersebut keluar membasahi pahanya.

Kami duduk di sofa sambil minum air dingin yang diambil oleh Evi barusan.

“Bang kita lanjutin di kamar Evi saja yuk…?” ajak Evi sambil menarik tanganku dan membimbingku menuju kamarnya. Sesampai di kamarnya, Evi menarik tubuhku hingga tubuhku dan tubuh Evi rebah di atas ranjang.

Di atas ranjang, aku dan Evi berpelukkan dan saling menikmati hangatnya tubuh masing-masing.

“Hebat kamu Bang….. belum-belum Evi udah keluar dua kali… kayaknya Evi malam ini akan puas banget dapat ngentot dengan Abang sampai pagi….” kata Evi.

“Sini aku bikin bangun kontol Abang yang masih lemes…..” lanjut Evi sambil tangannya mengelus-elus kontolku.

“Tenang saja Vi… kalau Evi yang bangunin sebentar lagi kontolku juga akan bangun dan keras seperti tadi tapi…” kataku tersenyum.

Darahku berdesir ketika mataku menatap tetek montok Evi dengan putingnya yang merah kecoklatan. Entah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali tiba2 bibirku sudah dalam lumatan bibir Evi.

Nafsu birahi Evi semakin tak terkendali saat tanganku mulai meremasan lembut kedua tetek Evi dan gelitikan lidah nakalku pada puting tetek Evi membuat tubuh Evi menggeliat erotis disertai erangan manja Evi.

Evi tak menyangka kali ini ketika aku menyurukkan wajahku di selangkangan Evi dan mencumbui bibir memeknya.

“Baaaaang….. sssshhh….. ooooohhhh….. ammpuunn….. nikmaaaatnyaa…..” desah Evi merasakan nikmat cumbuan lidahku pada itil Evi membuat Aku tambah semangat. Menghadapi seranganku pada memek Evi membuat Evi mengerang, merintih bahkan menjerit setengah histeris untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suara Evi.

Luluh lantak tubuh Evi akibat aksiku tersebut tapi buat Evi adalah sebuah sensasi seksual yg sangat luar biasa.

“Bang jujur sama Evi ya? Setelah ngentot dengan Evi waktu itu, Abang sudah ngentot dengan siapa lagi?” tanya Evi datar namun penuh hati2.

“Oh itu… jujur setelah ngentot dengan kamu waktu itu, sampai sekarang aku belum pernah sekalipun ngentot dengan perempuan lain. Justru aku ingin mengulangi lagi ngentot dengan kamu” jawabku sambil tersipu saat mengakui bahwa aku ingin ngentoti dirinya.

“Mmmmm….. kaciaaan….. Abang tentunya kangen pingin ngentoti Evi ya…..” bisik Evi sambil mendaratkan kecupan di bibirku tubuh Evi bergerak menindih tubuh atletisku. Tubuh Evi kurengkuh dan tubuh kami menempel ketat.

Kemudian dengan telaten tanganku yang nakal menggerayangi setiap inchi tubuh Evi. Jilatan dan kecupanku merambah setiap bagian tubuh Evi yang sensitif. Tubuh Evi menggeliat erotis kadang menggelepar liar. Rintihan Evi mulai terdengar.

“Ayo….. Baaaaanngg….. ssssshhhhh….. Evi udah gak tahaaaan…..” bisik Evi lembut setelah dirinya nggak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatanku pada itilku.

“Cepat masukin kontolnya Bang! Buruan entoti Evi… Evi udah nggak tahan lagi pingin dientot…..” Evi sudah tak bisa tahan lagi ingin segera dientot olehku.

Kemudian aku mulai menindih tubuh Evi. Perlahan aku mendorong pantatku, sehingga kepala kontolkupun perlahan mulai membelah celah diantara bibir memek Evi dan perlahan masuk kedalam liang memeknya.

“Aoooouuuhhh….. Baaaannnggg….. sssshhhhhhh….. aaaaahhhh…..” suara Evi terdengar bergetar.

Mata Evi meredup sayu menatap wajahku manakala liang memeknya untuk kesekian kalinya ditembus batang kontol besar milikku.

Kali ini aku menekan kontolku pelan sekali memasuki liang memek Evi, sehingga hal tersebut memberikan sensasi yang sungguh nikmaaaaat bagi Evi akibat lamanya gesekan batang kontolku pada dinding2 liang memek Evi. Kedua kaki Evi yang melingkari pinggangku seakan mengejang tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa.

“Enaaak Viiiii…..” bisikku lembut sambil tersenyum manis ketika liang memek Evi sudah tak ada tempat lagi bagi batang kontolku.

Evi menjawab dengan mengangkat alis matanya. Bibirnya kembali menyambar bibirku. Dengan penuh nafsu dilumatnya mulutku. Dorongan gelegak birahi kami memang luarbiasa. Permainan semakin panas dan semakin liar. Tanpa kendali kembali tubuh Evi dihentak hentak olehku dengan garangnya. Jeritan dan rintihan Evi silih berganti dengan dengus nafas birahiku yang mendengus buas.

“Aaaahhhkkk….. bbaaaaang….. aammppuuunn….. ooowww….. ssshhh….. niiikmaaat….. banggeet ssiih…..” rengek Evi dengan suara memelas namun goyangan pinggulnya dengan gemulai masih dengan sengit mengimbangi enjotan batang kontolku di liang memeknya.

CROK….. CROK….. CROK….. CROK….. bunyi decak di selangkangan Evi kembali terdengar. Sensasi malam itu sungguh luar biasa kami rasakan.

“Baaanggg….. aaaaahhh….. Evi hampiir….. nyampaiiii….. sssshhh…..” desis Evi dengan suara bergetar matanya garang menatapku, mengerikan tapi aku sangat menyukai ekspresi tersebut.

“Ayoooo….. Viiiiiiii….. keluarkan bareng Abang….. ooouuuuhhhh…..” erangku. Tubuh Evi terguncang guncang hebat akibat hentakan tubuhku saat kontolku menghajar liang memeknya pada detik2 menjelang puncak kenikmatan kami berdua.

“Hmmhh……. keluarin aja Baaaaang… keluarin pejuh Abang di dalam memek Evi…. memek Evi siap menampung…. Evi udah nggak tahan Baaaaang….. tusuk yang kuat……. mmhh…. uuuuuuh… sodok yang kuat Baaang….. masukin yang dalam kontolnya….. mmmmhhhhh….. adduuh Baaaaang….. Eviiiii….. keellluuuaaaar lagi…. aaaagghhh….!!” teriak Evi. Mulutnya menganga lebar tanpa suara, tangannya mencengkeram erat seprei yang sudah tidak beraturan keadaannya. Tubuh Evi mengejang.

Seeeerrrr….. seeerrr….. seerr….. pada saat itu cairan orgasme Evipun menyembur dahsyat.

“Viiiiiii….. mmmmhhhhhh…… ssssshhhh….. aaaaaahhhh….. aduuh….. Abang keluuuuaaaaaarrrr….. aagghh…..!!” akupun berteriak.

Croott… crot… croot… crooot… semburan dahsyat pejuhku memenuhi rongga memek Evi menyertai kenikmatan orgasmeku.

Entah berapa lama suasana hening hanya suara nafas kami terengah engah yang terdengar. Hingga hampir tengah malam aku dan Evi saling bergumul malam itu hingga akhirnya kami tenggelam dalam kenikmatan orgasme masing2. Tampak Evi tergolek kelelahan disampingku, dia tersenyum penuh kepuasan. Sementara itu pejuhku tampak mulai menetes dari celah memek Evi.
Mistersange – Cerita Seks Dewasa Terbaru 2020

Akupun terbaring lemas, kontolku tampak mulai lemas. Tiba-tiba aku merasa sangat haus dan lapar. Aku bangkit lalu mengambil sekaleng soft drink dan menyantap sebungkus roti yang ada di kulkas Evi untuk mengembalikan tenagaku yang telah terkuras akibat ngentoti Evi. Setelah itu aku kembali ke kamar Evi. Aku membaringkan tubuhku disamping tubuh Evi yang tampak sudah tertidur pulas. Sebentar kemudian akupun tertidur sambil memeluk tubuh Evi.

Pagi itu aku terbangun, sayup-sayup kudengar suara adzan subuh. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang aneh. Ternyata Evi sudah bangun lebih dulu dan dia sedang asyik mengulum kontolku.

“Aduh… Evi… pagi-pagi udah sarapan pisang…” candaku sambil tertawa.

“Hmm… sorry ya Bang… Evi tadi bangun duluan terus Evi nggak tahan liat kontol Abang. Evi langsung ngebayangin kayaknya enak banget kalau pagi-pagi gini dientot lagi sama Abang… nggak apa-apa khan Bang…?” Kulihat kontolku sudah berdiri tegak akibat ulah Evi. Tampaknya Evi sudah sangat bernafsu, nafasnya memburu tak teratur dan pandangan matanya menunjukkan dirinya sedang berada pada puncak birahinya.

“Abang sayang… Evi pengen ngerasain kontol Abang lagi yaa… sebelum Abang pulang… jadi sekarang Evi pengen dientot lagi sama Abang… mau khan…?” pinta Evi.

“Masukin aja Vi… Aku juga suka ngentoti Evi… pokoknya pagi ini Aku mau ngentot sampai kita bener-bener udah nggak kuat lagi… Evi mau khan?” ajakku.

“Hhhhmmmmm… dengan senang hati Abang sayang… ssssshhhhh… oooohhhhh…” sambut Evi

“Ah… kali ini aku akan memberikan sesuatu yang lain untuk Evi. Aku akan membuatnya mengalami orgasme berkali-kali tanpa sempat istirahat. Aku rasa ini tidak terlau sulit karena tampaknya Evi tipe wanita yang sangat sensitif dan mudah mengalami orgasme. Lagi pula semalam aku sudah dua kali orgasme, aku yakin bisa bertahan lebih lama lagi sekarang” batinku.

Kubiarkan Evi menaiki diriku dan memasukkan kontolku ke dalam memeknya. Seperti biasa dia mulai menaik-turunkan pinggulnya sehingga kontolku meluncur keluar-masuk memeknya. Dengan sengaja kusentakkan pinggulku untuk mengimbangi gerakan Evi sehingga membuatnya makin terangsang. Benar saja tidak sampai lima menit Evi mulai kehilangan kontrol dan melenguh kuat, ia mengalami orgasmenya yang pertama pagi ini.

“Aahh… Baaaang…. Eviiiiii… keluuuaaaarrar… mmhh… adduuuuhh… aaaaaaghh…!!!” Evi menjerit. Seeeerrrr….. seeerrr….. seerr….. memeknya menyemburkan cairan orgasmenya yang pertama.

Liang memeknya berkedut-kedut dengan kuat. Sungguh nikmat empotan memek Evi tersebut. Empotan memek itulah yang bikin aku ketagihan untuk selalu ngentoti memek Evi yang legit dan nikmat.

Aku tidak memberi Evi kesempatan beristirahat. Setelah tubuhnya melemas aku langsung membaringkan Evi dan membuka pahanya, tanpa basa-basi aku langsung menancapkan kontolku ke dalam memeknya.

Dan kali ini aku menusukkan kontolku dengan kuat dan cepat. Benar saja, Evi tampak kaget dan tidak siap dengan serangan tiba-tiba ini. Tidak sampai tiga menit kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.

“Adduhh… Baaaaaaang… Evi keluuuuaaaauar… laaaggii…. aaaaahhhhh…!!!” Kurasakan badan Evi mengejang dan kemudian lemas, ini orgasmenya yang ke-2 di pagi ini. Seeeerrrr….. seeerrr….. seerr….. memek Evi kembali menyemburkan cairan orgasme yang ke-2.

Sementara itu kontolku masih keras dan besar kudiamkan sejenak di dalam memeknya sambil menikmati empotan memek Evi saat mencapai orgasmenya tersebut. Kemudian tanpa memberinya kesempatan istirahat bagi Evi, aku kembali memompa kontolku dengan kuat dan ganas di liang memek Evi.

Evi yang belum sempat istirahat untuk memulihkan tenaganya, tubuhnya kembali tergetar dan terangsangan akibat enjotan kontolku di liang memeknya.

“Ooooohhh… Baaaaang nakal… Evi bisa keluar lagi nih… aduuhh… mmmhhh… aaaaahhhhh… mmmhhh… Baaaaaang… Evi mau keluar lagii… aduuhh… aaaaahhhhh… dorong yang keras Bang… iya… tusuk yang dalam… iya gitu… terus… terus…. jangan berhenti… aaaaahhhhh… enak sekali Bang… mmmhhh… Baaaaaaaang… Evi keeeluuuaaar… laaagiii… aaaaahhhhh…!!!” Evi mendapatkan orgasmenya yang ke-3.

Kembali aku tidak memberi kesempatan Evi istirahat, kali ini kuangkat kedua kakinya dan pantatnya kuganjal dengan bantal sehingga kontolku masuk semakin dalam hingga menyentuh dasar memeknya.

Kutusukkan kontolku ke dalam memek Evi berulang-ulang dengan cepat dan kuat. Hanya berselang satu atau dua menit dari orgasme sebelumnya kembali tubuh Evi bergetar hebat untuk mengalami orgasmenya yang ke-4.

“Aahh… Baaaaaang… uuuggghhh… masukin yang dalam Bang…. masukin sampai mentok… aaaaahhhhh… enak banget… aaaaahhhhh… gimana nih… Evi bisa keluar lagi… mmmhhh… aaaaahhhhh… aduuuuuuhh… Evi keeeluuuaaar… lagi Baaaaang… aaaaahhhhh…” kali ini tubuh Evi menggelinjang cukup lama, pinggulnya berkedut-kedut tidak beraturan, matanya terpejam rapat-rapat dan giginya terkatup menahan kenikmatan yang luar biasa. Begitu selesai orgasme yang ke-5, kembali aku meneruskan tusukan kontolku.

Kali ini Evi mulai merasa tidak kuat lagi, matanya memelas memintaku untuk berhenti.

“Udah dong Bang… Evi capek banget… memek Evi mulai perih Bang, jangan cepet-cepet dong… sakit… udah Bang… Evi istirahat dulu… sebentar aja… nanti kita lanjutin lagi… kasih kesempatan Evi istirahat dulu Bang…” katanya sambil mencoba menahanku.

Tapi aku tidak peduli, namun gerakanku kuperlambat supaya Evi tidak merasa sakit saat aku menusukkan kontolku ke dalam memeknya. Aku sendiri sekarang mulai terangsang berat melihat pandangan sayu tanpa daya seorang wanita yang haus kenikmatan seperti Evi. Setelah beberapa saat tampaknya Evi mulai kehilangan rasa sakitnya dan berubah menjadi rasa nikmat kembali, dia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku.

Sekarang aku ubah sedikit posisiku, hanya kaki kiri Evi yang kuangkat sementara kaki kanannya tergeletak di kasur dan kaki kiriku kuletakkan diatas paha kanannya. Kelihatan Evi menikmati sekali posisi ini, dia mulai bergairah lagi dan gerakan pinggulnya mengganas kembali.

Tak lama kemudian iapun mengalami orgasmenya yang ke-6.

“Aaaaahhhhh…ooohhh… Baaaaaang… Abang pinter banget sih… aaahhh… tusuk memek Evi yang kuat Bang… ooooohhhhh… Evi keeeluuaauar laaagiii… aaaaahhhhh…!!!” Teriakan Evi kali begitu keras dan panjang. Aku menekan kontolku dalam-dalam di memek Evi sambil menunggunya kembali siap.

“Udah Bang… Evi udah capek… Evi nggak kuat lagi Bang… udah ya Bang… memek Evi udah ngilu sekali… please… Evi udah nggak sanggup lagi…” pinta Evi.

“Ssssshhhh… hhhmmm… Abang masih pengen terus ngentoti Evi… khan sebentar lagi pulang… Abang mau menikmati tubuh Evi hari ini sepuas-puasnya…” kataku sambil memulai lagi tusukan kontolku.

“Ayo dong Bang… udah dulu… kapan-kapan kita khan bisa ngentot lagi… Evi janji deh… tapi sekarang udah dulu Evi capek banget… tenaga Evi udah abis….” rengek Evi agar aku membiarkan dirinya istirahat barang sejenak.

“Tanggung… Viii… ini terakhir Evi… Abang juga udah mau keluar kok… boleh yaa…” rayuku sambil mengecup bibir Evi.

Evi terdiam dan berusaha menikmati permainan kontolku yang terus mengganas nyaris tanpa henti. Sementara itu aku sudah merasakan diriku mulai mendekati orgasme juga. Kontolku terasa membesar dan memenuhi memek Evi. Tampaknya Evi juga merasakan hal yang sama, iapun segera terangsang berat serta mulai mendesah-desah untuk orgasmenya yang ke-7.

“Aaaaahhhhh… Baaaaaaaang… keluarin pejuhnya sekarang Bang… tusuk memek Evi yang kuat… Sssssshhhhh… Oooohhh… Baaaaang… Evi mau keeeluuuaaar sekarang… ooooohhhh..!!” erang Evi

“Ooooohhhh Viiiiii… Ayo kita barengan… ssshhh… aaaaahhhhh… Abang keeeluuuaaarrr… Viiiiiiii… ssssshhhhh… aaaaagggghh…!!!” teriakku. Croott… crot… croot… crooot… aku menyemprotkan pejuhku yang pertama pagi ini di dalam memek Evi. Sementara tubuh Evi menggelinjang hebat menahan nikmat orgasmenya yang ke-8.

“Aaaaahhhhh… mmmmmhhhhh… Evi juga keluar Baaaaaang… adduhh maakk… enak bangeett… aaaaaggghhh…!” teriak Evi keras sekali mengiringi orgasmenya yang ke-8 sepanjang pagi ini.

Akhirnya kali itu persetubuhan kami benar-benar terhenti dan kamipun berpelukan lemas. Kukecup bibir Evi dan perlahan-lahan kulepaskan kontolku dari dalam memeknya. Kulihat memek Evi sudah sangat merah dan Evi sendiri masih memejamkan matanya kehabisan energi.

Tampak pejuhku yang bercampur dengan cairan orgasme Evi meleleh keluar dari dalam memek Evi akibat rongga memeknya tidak dapat menampung lagi cairan orgasmenya yang berkali-kali keluar dan juga semburan pejuhku barusan.

“Terima kasih ya Abang sayaang. Abang emang benar2 hebat. Evi sangat2 puas.” kata Evi sambil menciumku kemudian turun dari tempat tidur menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.

Sementara aku masih menikmati sisa2 kenikmatan ngentoti memek Evi. Sebentar kemudian Evi keluar dari kamar mandi dengan berbalut baju tidur yang seksi. Melihat Evi telah selesai membersihkan dirinya, akupun bergegas ke kamar mandi untuk bersih2 diri.

“Kalau selesai mandinya, Evi tunggu di ruang makan Bang. Kita sarapan dulu sebelum Abang pulang” teriak Evi sambil berlalu dari kamar menuju dapur menyiapkan sarapan buat dirinya dan aku.

Akhirnya sehabis sarapan aku minta ijin pulang dan sebelum pulang Evi memintaku untuk sering ngentoti dirinya. Akupun berjanji akan ngentoti Evi kapanpun dia ingin, karena sejujurnya akupun ketagihan dengan empotan memek Evi yang luar biasanya tersebut
Agen Domino99
Agen Domino99
Agen Domino99